Jika berkaca dari sebuah kasus viral, dimana ketiga anaknya sepakat untuk menitipkan ibunya ke panti asuhan dengan alasan sibuk cukup membuat hati saya tersentuh.
Sibuk bukanlah alasan utama untuk menitipkan orang tua ke panti jompo, jujur saja jika Anda tidak ingin terbebani oleh orang tua Anda sendiri.Â
Tidak bisa dipungkiri, setelah anak telah menikah memang jiwa antara anak dan orang tua mulai renggang. Namun, sejatinya kasih sayang dan perhatiannya orang tua tidak akan pernah renggang.
Untuk kasus seperti ini sebenarnya bukan hanya baru kali ini saja, bahkan mungkin di setiap daerah banyak anak yang melakukan perilaku seperti ini.
Setelah seorang anak menjadi orang tua tentunya ia akan menjadi sibuk dalam mengurus rumah tangga dan juga mencari nafkah. Ini merupakan faktor penyebab kenapa dominan anak lebih memilih panti jompo dibandingkan mengasuh orang tuanya di rumah.
Sedikit berbagi pengalaman, jika ibu saya merawat ibu mertuanya dirumah. Ibu saya saat ini sudah bersih 63 tahun dan nenek saya berusia 84 tahun dan kakek saya sudah meninggal di tahun 2013 lalau.
Merawat seorang lansia itu memang lebih susah dibandingkan merawat anak kecil, alasannya karena lansia lebih murah sensitif dan suka marah-marah. Jadi, merawat orang tua yang sudah lansia harus memiliki kesabaran ekstra.
Agar nenek saya tidak banyak keluhan ini itu, ibu saya akan menanyakan sesuatu yang dia inginkan. Meskipun ibu saya kerap dimarahi nenek saya karena ibu selalu bertanya "mau apa mak?, Nanti pingin makan apa," jika saya perhatikan nenek saya tidak suka di atur-atur dan ingin semaunya saja.
Ibu memang terkadang marah kepada nenek, karena permintaannya berubah-ubah seperti anak kecil. Namun, dalam hitungan beberapa menit ibu akan kembali lagi bertanya "mau apa mak."
Satu jam sebelum jam makan ibu akan menanyakan "pengen makan apa", kemudian ibu akan langsung memasaknya dan terkadang membelinya di rumah makan jika sedang sibuk.