Sesampainya dirumah, Latu pun meratapi kesedihannya karena cintanya ditolak, dan ia terlihat menyesal mengungkapkan perasaannya tersebut kepada Deis.Â
Karena perasaannya selalu galau, Latu pun memutuskan untuk menghindar sementara dari Deis agar ia dapat mengobati luka hatinya.
Karena sudah beberapa hari tidak bertemu Latu, Deis pun mencari Latu kerumahnya dan ibunya berkata jika Latu tadi pergi bersama teman-temannya katanya bermain ke rental PlayStation.
Kebetulan pada tahun 2005 tidak semua orang memiliki ponsel termasuk Latu dan Deis jadi sulit untuk berkomunikasi jarak jauh.
Keesokan pagi harinya Deis pun menghampiri rumah Latu dan Deis langsung segera menarik tangan Latu dan memarahinya "kenapa sekarang kau tidak pernah muncul lagi?, Apa karena aku tolak makanya kau benci samaku sehingga kau menjauh?", Latu pun menjawab dengan gugup "Gak akh! perasaan mu saja itu Deis, aku hanya diajak main sama kawan-kawanki, aku gak enak kalau terus nolak ajakan mereka".
Deis pun mengatakan "Bohong" sambil meremas tangan Latu dengan kuat sambil menunjukkan ekspresi marah, dan Latu juga membalas dengan meyakinkan Deis "iya aku benaran di ajak lo, tanya saja mereka kalau gak percaya" dan Latu pun terus meyakinkan Deis jika alasannya itu benar.
Kemudian Deis mengajak Latu untuk menemaninya ke toko buku karena Deis ada tugas sekolah, akhirnya Latu pun mengiyakan permintaan Deis.
Latu pun mengajak Deis berangkat sekolah sama, dan pertemanan mereka kembali seperti semula. Meskipun Latu jadi ada agak malu-malunta gitu karena cintanya ditolak.
Dua tahun berjalan dan tidak terasa mereka berdua pun sudah memasuki dipenghujung akhir kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional.
Cerita mundur sedikit kebelakang, saat Latu duduk di bangku kelas 2 SMA ternyata ada 1 orang wanita yang diam-diam menyukainya Latu, namun Latu tidak merespon sedikitpun perasaan wanita tersebut.
Memasuki kelas 2 SMA, ternyata adik kelasnya Latu ada yang menyukainya. Beberapa bulan berlalu ternyata Latu merespon perasaan adik kelas nya "Kesia" (nama samaran). Dalam hal ini Latu dan Kesia hanya sebatas pendekatan atau bahasa gaulnya pdkt.