Diselenggarakan oleh Tim KKP UIN Mataram 2025 -- Desa Mertak Tombok
Sebagai bentuk kontribusi aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan perempuan dan anak, serta upaya konkret dalam mencegah pernikahan usia dini, Tim Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) UIN Mataram 2025 Desa Mertak Tombok menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk Talkshow GenSmart (Generasi Cerdas Menolak Pernikahan Dini) dengan mengangkat tema "Gerakan Edukasi Ramah Perempuan dan Anak dalam Pencegahan Pernikahan Usia Dini."
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 17 Juli 2025, bertempat di Yayasan Pondok Pesantren Raudhatul Husna, Dusun Kepok, Desa Mertak Tombok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Talkshow ini diikuti oleh sekitar 80 santriwan dan santriwati dari tingkat Madrasah Aliyah, SMK, hingga SMPI yang berada di bawah naungan Yayasan Raudhatul Husna.
Talkshow GenSmart menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu:
H. Muslim Tasim, S.Kep., Ns., M.Kes -- Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Dinas DP3AP2KB Kabupaten Lombok Tengah,
Laila Huzaimi, S.Keb., Bd -- Penanggung Jawab Kesehatan Reproduksi,
Lalu Muhammad Said, SKM -- Penanggung Jawab Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Aik Mual.
Dalam talkshow ini, masing-masing pemateri menyampaikan materi dari sudut pandang yang saling melengkapi:
Dari aspek sosial, H. Muslim Tasim menyoroti bagaimana pernikahan usia dini masih menjadi tantangan serius di beberapa wilayah pedesaan, termasuk di Lombok Tengah. Beliau menjelaskan bahwa pernikahan dini sering kali berdampak pada meningkatnya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, serta putusnya pendidikan, khususnya bagi perempuan. Beliau menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan perlindungan serta pemahaman kepada remaja tentang masa depan mereka. Dinas DP3AP2KB, ujarnya, terus berupaya mendorong kebijakan perlindungan anak dan perempuan melalui edukasi dan intervensi berbasis masyarakat.
Dari aspek kesehatan, Laila Huzaimi memberikan penjelasan menyentuh tentang risiko kesehatan yang dialami remaja perempuan jika menikah dan hamil di usia yang terlalu muda. Secara biologis, tubuh mereka belum siap untuk proses kehamilan dan persalinan, sehingga risiko komplikasi sangat tinggi, baik bagi ibu maupun bayinya. Ia juga mengajak para santri untuk mengenal kesehatan reproduksi secara ilmiah dan terbuka, agar mereka memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga diri dan merencanakan masa depan dengan lebih matang.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!