Mohon tunggu...
GUSTI NGURAH ALIT TRIANGGA
GUSTI NGURAH ALIT TRIANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi D4 Kimia Terapan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sang Hyang Widhi Wasa: Wujud Lokal dari Ketuhanan Hindu di Bali

5 Oktober 2025   07:31 Diperbarui: 5 Oktober 2025   08:03 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak saat itu, nama Sang Hyang Widhi Wasa tidak hanya menjadi istilah teologis, tetapi juga identitas spiritual umat Hindu di Indonesia. Ia menjadi jembatan antara keyakinan lokal dan universal, antara ajaran Weda dan nilai-nilai Pancasila.

Perwujudan dalam Kehidupan Sehari-hari

Keunikan konsep Sang Hyang Widhi Wasa tidak hanya terletak pada istilahnya, tetapi juga dalam cara umat Hindu Bali mempraktikkannya. Setiap upacara yadnya, sesajen, dan doa yang dipersembahkan di pura sejatinya ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dalam berbagai manifestasinya.

Ketika seorang petani berdoa di sawah, ia memuja Sang Hyang Widhi sebagai Dewa Wisnu, pemelihara kesuburan. Saat seorang seniman menari di pura, ia memuja Sang Hyang Widhi sebagai Saraswati, Dewi Pengetahuan dan Keindahan. Semua bentuk pemujaan itu kembali pada satu sumber yang sama: Tuhan Yang Maha Esa.

Inilah yang membuat Hindu Bali begitu hidup dan menyatu dengan alam. Setiap aktivitas, baik rohani maupun duniawi, selalu dilandasi kesadaran akan kehadiran Tuhan. Dalam filosofi Bali disebutkan:

"Tat Twam Asi" --- Aku adalah engkau.
Artinya, setiap makhluk adalah bagian dari Tuhan, dan menghormati sesama berarti menghormati Tuhan itu sendiri.

 

Kesimpulan: Kesatuan dalam Keberagaman

Jika di India umat Hindu menyebut Tuhan sebagai Brahman, di Bali umat Hindu menyebut-Nya Sang Hyang Widhi Wasa. Namun di balik perbedaan istilah itu, sesungguhnya tersimpan satu makna yang sama: pengakuan akan Tuhan Yang Maha Esa, sumber dari segala ciptaan.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa Hindu adalah agama yang luwes dan inklusif, mampu hidup berdampingan dengan budaya lokal tanpa kehilangan jati diri spiritualnya. Dalam Hindu, kebenaran bukan milik satu bahasa atau satu bangsa, tetapi milik seluruh umat manusia yang mencari cahaya kebenaran sejati.

Sang Hyang Widhi Wasa menjadi bukti nyata bahwa spiritualitas sejati tidak terikat oleh batas geografis. Di mana pun ia tumbuh, Hindu akan selalu menemukan cara untuk menyapa Tuhan dengan bahasa hati yang paling akrab bagi umatnya. Maka, walau istilah "Sang Hyang Widhi Wasa" tidak dikenal di India, esensi yang dikandungnya tetap satu dengan Brahman yang abadi --- Tuhan yang menjadi sumber, pemelihara, dan tujuan akhir dari seluruh kehidupan di alam semesta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun