Mohon tunggu...
Sepudin Zuhri
Sepudin Zuhri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rumah Sehat, Branding RSUD Jakarta, dan Anies Baswedan

8 Agustus 2022   20:48 Diperbarui: 10 Agustus 2022   06:43 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Sakit untuk Jakarta RSUD Cengkareng./Dok Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, Anies juga ingin bahwa nantinya peran Rumah Sehat dapat ditambah pula dari segi promotif dan juga preventifnya. "Selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit. Jadi, datang untuk sembuh, untuk itu harus sakit dulu," kata Anies Baswedan.

Melihat penjelasan Menkes dan penjelasan Gubernur DKI Jakarta, branding Rumah Sehat untuk Jakarta, sepertinya menjadi langkah cerdas dari seorang pemimpin dalam edukasi sekaligus imbauan soal menjaga kesehatan kepada warganya. 

Yang perlu digarisbawahi, tidak ada regulasi yang dilanggar, kemudian branding ini bertujuan positif baik terhadap masyarakat untuk menjaga kesehatan maupun terhadap kinerja 31 RSUD di ibu kota. Lalu apa yang menjadi persoalan?

Saya menduga, para KOL yang tidak sepakat dengan penjenamaan ini lebih disebabkan faktor politik. Semua orang tahu dari pemberitaan di media soal bakal calon presiden 2024. Salah satunya Anies Baswedan yang digadang-gadang menjadi salah satu bakal calon presiden 2024. Guliran politiknya semakin kencang, termasuk sikap kritis dari pihak lain terhadap langkahnya dalam melakukan branding Rumah Sehat.

Bahwa para pengkritik menyampaikan yang terpenting bukan perubahan nama/logo atau branding, yang terpenting adalah kualitas layanan kesehatan. Saya meyakini semua orang termasuk Gubernur sendiri sepakat dengan sikap para pengkritik ini. Di satu sisi, kualitas layanan kesehatan penting, di sisi lain branding, promosi juga sangat penting bukan?

Pentignya Branding

Dalam era digital saat ini, informasi sangat banyak (information overload) dan mudah diakses sehingga memengaruhi sikap publik. Para pemilik brand (merek) juga gencar beriklan di berbagai platform seperti media mainstream (media cetak, online, elektronik, digital), dan media sosial. 

Di sinilah pentingnya sebuah merek (brand) untuk menjadi sebuah identitas perusahaan (baik perusahaan swasta, BUMN, maupun BUMD serta unit layanan dan program pemerintah). Begitu juga dengan RSUD di Jakarta yang perlu menyikapi disrupsi era digital saat ini agar mampu menjaga kinerjanya tetap cemerlang, khususnya dalam peningkatan pelayanan kepada pasien.

Logo existing RSUD di DKI mungkin sudah bertahan dalam beberapa tahun, bahkan puluhan tahun terakhir atau jangan-jangan sejak awal RSUD itu berdiri. Logo biasanya terkait dengan visual, tipografi, komposisi warna, simbol, ketajaman, dan gambar (image) yang sangat menarik. Tentu ini menjadi bagian para designer spesialis logo dan branding yang sangat memahami logo yang menarik seperti apa.

Tidak sedikit institusi yang melakukan penyegaran logo, tagline, dan lainnya. 

Misalnya penyegaran logo menjadi lebih sederhana dengan menyederhanakan logo existing sehingga mudah dimengerti dan ditangkap dalam waktu yang relatif singkat. Penyegeran logo juga bertujuan agar dapat diaplikasikan ke berbagai media grafis (easily adaptable for all graphic media) untuk kegiatan promosi dan pemasaran baik secara digital ataupun fisik.

Penyegaran logo RSUD di Jakarta diharapkan dapat memperkuat brand/merek penuh dengan filosofi dari RSUD tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun