Si kecil yang bersama saya agak takut juga melihat jalanan yang terjal seperti itu, akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sejenak disebuah warung didepan kantor kelurahan Mandala. Sambil menenangkan si kecil yang ketakutan kamipun bertanya pada pemilik warung seberapa jauh kah curug Mandala tersebut dan bagaimana jalanan setelah ini apakah lebih parah atau lebih lumayan dibandingkan jalanan dibawah sana.
[caption caption="dokpri"]

Bertemu dengan pemilik warung yang bernama mb Siti ternyata orangnya ramah sekali, dari keterangannya lah akhirnya kami tahu bahwa curug tersebut ternyata masih jauh dan jalanannya juga gak kalah jelek dari dibawah. Mendengar keterangannya kami memutuskan untuk istirahat sebentar membeli minuman dan beberapa makanan kecil sayapun coba tanya. Si mba yang ternyata merupakan orang Kroya tinggal bersama mertuanya di desa Mandala ini sementara suaminya bekerja diluar negri ia pun mengurus warung bersama mertuanya.
Dari keterengan si mb Siti ia menuturkan bahwa menurut orang-orang jaman dulu yang diceritakan turun temurun oleh orang-orang di desa Mandala curug Mandala dulunya terbentuk karena Bom Belanda saat penjajahan jaman dulu. Tentara Belanda pernah melemparkan bom di tempat tersebut yang memang disitu ada sumber mata air hingga terbentuklah sebuah curug. Jadi air terjun tersebut terbentuk bukan secara alami seperti halnya curug-curug yang ada di daerah lain. Tapi terbentuk karena bom yang mengenai mata air diatas perbukitan tersebut.
Walaupun tak alamai curug Mandala tetap terlihat menarik, namun debit air yang keluar dari curug tersebut tetap di pengaruhi oleh cuaca. Jika dimusim hujan maka debit air banyak namun dimusim kemarau debit air menjadi sedikit. Namun walaupun sedikit setiap hari sabtu dan minggu banyak orang yang datang bahkan kata mb Siti sering juga kok ada bule yang sampai di Curug ini. Saya sempat terkejut Wahhhh bule dari luar negri bisa sampai datang kesini dari mana mereka tahu ya ada curug di Cilacap ini? Iya bu, sering juga saya lihat, mungkin dari kemajuan informasi internet bu. "Oh iya bisa juga" gumam saya
Bagaimana dengan orang Cilacap sendiri? Saya yakin tak banyak yang tahu bahwa di Cilacap ada sebuah curug yang menarik. Karena pemerintah sendiri tak memperhatikan objek wisata tersebut, buktinya plang petunjuk arah saja nyaris tak layak pasang lagi tapi tetap dipertahankan. Ditambah lagi kondisi jalanan menuju tempat ini yang gak banget deh. Jika bukan karena penasaran akan keindahan curug ini saat saya melihat di mbah google mungkin saya gak akan datang jauh-jauh ke curug Mandala ini.
[caption caption="dokpri"]

Saya coba tanya sama si mba bagaimana mata pencaharian warga sekitar, karena melihat kondisi desa yang seperti ini sepertinya mereka bukan sebagai pegawai atau jangan-jangan banyak orang yang kerja keluar negri daripada berjibaku membesarkan desanya. Mb Siti mengajak saya berdiri melihat bukit tinggi yang berada dihadapan kami "coba bu lihat bukit itu! sebagian bukit itu merupakan tanah warga yang ditanami jagung, ubi jalar, pohon pisang ada juga yang punya kebuh kelapa. Tapi sekarang kelapa sedang susah. Ada juga yang memelihara ternak seperti kambing. Penduduk disini ada 4 desa dan kebanyakan semuanya adalah keluarga jadi kalau ada acara rame banget. Karena antara keluarga yang satu dengan yang lain ada hubungan kekerabatan. Bisa jadi cucu yang ini nikah dengan cicit yang itu." ucap mb Siti menerangkan
[caption caption="dokpri"]

Mb siti juga menerangkan bahwa ada lagi sebuah curug yang didesa ini yang lebih tinggi tapi jalanan yang mesti dilalui seperti hutan karena belum banyak orang yang tahu. Nama curugnya adalah curuk Plesing, sayangnya curug ini tak banyak yang tahu ditambah lagi pemerintah daerah memang tidak memperkenalkan keberadaan curug tersebut. Oh pantas saja tak ada plang petunjuk arah yang menerangkan kalau ada Curug Plesing. Padahal saya yakin jika pemerintah daerah serius memperkenalkan kedua curug tersebut kepada halayak ramai pastilah ini menjadi objek wisata yang patut diperhitungkan. Mungkin nih karena Cilacap sudah punya pantai teluk penyu dan benteng pendem peninggalan Belanda jadilah objek wisata yang lainnya tak diperhatikan.
Dimana-mana kalau ada curug pastilah kondisi suhu ditempat tersebut kebanyakan dingin, adem dan sejuk tapi di desa Mandala walaupun ada curug suhunya terbilang biasa saja tidak sejuk dan tidak panas. Bisa jadi karena nih curug adalah hasil campur tangan yang tak sengaja dari penjajahan Belanda jaman dulu, karena sebuah bom yang harusnya mengenai pejuang nih malah meleset mampir di bukit tersebut yang mengakibatkan muncrat dan keluarnya sumber mata air dari bukit tersebut. Jadilah suhu di desa ini memang tak adem dan tak dingin. Setelah ngalor ngidur tanya sana tanya sini dan warung mb Siti juga semaki rame didatangi para sedulur (saudara) akhirnya kami puntuskan untuk menyusuri curug Mandala.