Mohon tunggu...
Lailatul Q
Lailatul Q Mohon Tunggu... Freelancer - blogger

Guru, Blogger, Traveller

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Amir

26 April 2021   11:51 Diperbarui: 26 April 2021   12:14 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ulang lagi, Mir.."

"Satu, dua, tiga, lima, sembilan, sepuluh, duapuluh, dua belas, tiga belas, tiga puluh.."

Mereka kembali menertawakan Amir yang sejak SD tidak bisa menghitung. Amir tidak bisa membaca dan menulis apalagi mengaji seperti kebanyakan anak di kampung. Amir sungguh hiburan di tengah terik panas pekerja pisang itu, tetangga yang lain ikut menertawakannya.

Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Amir, Mar juga tidak tahu, semua orang tidak ada yang tahu. Setelah mendapatkan ponsel pintar sesuai permintaannya, Amir sering memulai video siaran langsung di media sosial tanpa keterangan apa-apa. Nama kontak di-HP-nya tertulis huruf-huruf yang tidak bisa dieja. Ditertawakanlah Amir oleh anak-anak SD di dekat rumahnya.

DFK, SLKO, PERT, NONK, SJK, KMNAK, hanya Amir yang tahu apa arti huruf-huruf itu. Hanya Amir yang mengerti nama itu adalah nama siapa. Hanya Amir yang bisa melakukan hal itu; menyimpan nomor kontak orang seperti itu lalu menghubunginya tanpa keliru. Keahlian ini juga menjadi bahan tertawaan untuk Amir yang dianggap bodoh oleh pekerja dan tetangga yang merasa lebih pintar karena bisa membaca dan menulis dengan benar.

Paili kecil berlari ke halaman rumahnya menatap jalanan sepi dan dingin, suara dzikir di masjid telah lama berlalu, artinya salat berjemaah telah dimulai. Suara motor Amir juga sudah tak terdengar, tetapi Paili masih menyimpan pertanyaan-pertanyaan.

Setiap hari Amir keluar, entah kemana. Mar tak pernah lagi bertanya kemana, Amir tak pernah memberitahu. Seperti pejabat, ia sibuk sekali seharian, pergi pagi-pagi buta dan entah pulang kapan. Tidak ada yang tahu Amir pergi kemana. Tidak ada yang mau tahu kemana Amir pergi, orang-orang mencarinya hanya untuk melepas penat dan tertawa senang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun