Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lepaskan

27 Februari 2019   16:17 Diperbarui: 27 Februari 2019   16:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from Pinterest

Oleh: Nafisah
Inilah nyatanya hidup. Berbicara tentang bagaiamana kamu berproses didalamnya. Berusaha, dan terus bertahan hingga datang akhir masa persembahan terbaikmu kepada-Nya. Yang namanya liku kehidupan, pastilah datang kehadirannya. Karena dengannya, mengajarkanmu hakikat hidup sesungguhnya.


Sejatinya, kita hanya ditutuntut tuk berusaha. Bersyukur nikmati segala anugerah-Nya. Yah, akupun bisa mersakan. Adakalanya terjatuh menahan seribu rasa kecewa. Lantas, apakah tetap berdiam diri pada lubang kesedihan? Jangan kawan.. hidup terlaru remeh tuk itu semua. Hidup, terlalu singkat dan sederhana tuk hal demikian. "Give your one hundred percent" berikan persembahan terbaikmu. Persembahan terpantas didepan Rab-mu.
   
Hembus nafas segar nan damai
Sambut ramah hawa sejuk sesepoi
Sapa hangat tubuh sinar sang rinai
Seling  kicau burung  riang beramai
Yah, kusedu teh hangat sedari mengintai
Jatuh hilang daun pohon cenderai
Lepas, bebas, untaian hasratpun terurai
Seakan semudah itu pelarian hidup, akupun berandai
Bukan kawan,
Hidup bukanlah sedari tentang apa dan bagaimana
Bukan kawan,
Hidup bukanlah sedari ikuti alur dan pasrah
Bukan kawan,
Bangkit, rajut kain kehidupanmu menjadi nyata
Hingga layak terpakai menghadap Allah ta'ala
Bangkit kawan... bangkit...
Perlu sesekali kita mengeja
Tuk melepaskan dan melupakan..
Lepaskan..
Lepaskan sakit yang kian mendalam
Lepaskan angan yang tak kunjung datang
Lepaskan, ubah semua tetap jadi harapan
Entah kapan, dekap Allah tak akan diam
Kawan..
Kini waktumu melangkah kembali
Warnai sisa hidup layaknya berarti
Syukuri, nikmati, ikuti irama, jalani
Gantungkan angan, sempurnakan sisa mimpi-mimpi
Kairo, 20 Februari 2019

 

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun