Mohon tunggu...
Maria Fauzi
Maria Fauzi Mohon Tunggu... -

I am a mother. The student of universe. Love to read and write. Always impressed with the beauty of nature. And very excited to learn and know about other cultures.\r\n\r\nJabat erat !

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Masjid Biru Şehitlik

19 Juni 2016   10:18 Diperbarui: 20 Juni 2016   00:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga suasana agak sepi, saya mulai berkeliling mengitari pemakaman dan mendekat ke arah pintu masjid. Nampak beberapa orang tua mulai meninggalkan masjid, dan berjalan keluar pintu gerbang. Hanya selang beberapa meter dari tangga masjid, berdiri sebuah tugu. Setelah saya amati, bentuknya mirip seperti tugu Jogja, namun agak kecil. Diujungnya terdapat replika bulan sabit berwarna emas sebagai tanda kepemilikan kerajaan Ottoman. Rupanya, monumen ini adalah pusat kebudayaan Turki di zaman kerajaan Prusia.

Tak kalah cantik dengan arsitektur luar masjid, ornamen berwarna biru dan putih yang mendominasi sudut-sudut tembok dalam masjid menambah kesan elegan dan kemewahan masjid Şehitlik. Karpetnya berwarna biru toska, bersih dan tertata rapi. Sayang sekali waktu itu saya tidak bisa masuk ke dalam karena ada acara. Tak kehilangan akal, saya pun berusaha untuk mengintip habis-habisan dan berhasil menikmati ornamen-ornamen cantik itu meskipun dari luar.

Bentuk mihrab di dalam masjid persis seperti yang pernah saya temukan beberapa tahun lalu di Mesir. Kental dengan nuansa Timur Tengah. Lengkap dengan ornamen berbentuk stalaktif-pedentif (bahasa Arab; Muqornas) yang menghiasi atas mihrab. Bedanya, kesan modern lebih terasa di masjid ini.

Saya juga memperhatikan beberapa ornamen bergaya arsitektur Osmani yang terpancar jelas dari bentuk kubah dan menara masjid. Arsitektur Osmani memang di kenal memiliki menara masjid yang tinggi-tinggi. Dinasti terakhir kekhalifahan Islam ini bahkan mampu membuat menara setinggi 70 meter dengan tekhnik konstruksi yang lebih modern. Masjid ini juga dibagi menjadi dua ruangan berbeda berbentuk tingkat. Jama’ah wanita biasanya menggunakan ruangan atas, dan laki-laki berada di bawah sejajar dengan imam.     

Menurut beberapa informasi, masjid Şehitlik dibangun oleh seorang arsitek ternama yang pernah membangun beberapa masjid megah lainnya seperti di Tokyo dan Asgabat, Turkmenistan. Namanya, Hilmi Senalp. Membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk membangun masjid nan megah ini.

Jika ingin bersantai sejenak ada juga sebuah cafe kecil di dalam kompleks masjid yang hanya tersedia beberapa kursi dan meja kecil saja. Selain untuk sholat, masjid ini juga digunakan untuk menyelenggarakan beberapa aktifitas keagamaan. Pihak pengelola merupakan salah satu dari organisasi keagamaan terbesar penduduk Turki di Jerman, namanya DITIB (Turkish-Islamic Union for Religious Affairs).  

Sebagai Lokasi Wisata

Kemegahan dan keindahan masjid Şehitlik sepertinya juga menarik wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya sebatas kaum muslim saja namun warga non-muslim juga tertarik untuk mengetahui seluk-beluk tentang masjid ini. Pihak masjid juga menyediakan jasa guide bagi mereka yang ingin berkunjung dalam bentuk kelompok, baik untuk pelajar, mahasiswa atau wisatawan asing.  

Sang guide akan menjelaskan sejarah masjid berikut fase-fase pembangunan-nya. Tidak hanya itu, bagi non-muslim juga boleh bertanya apa saja tentang Islam secara umum. Tidak hanya terbatas mengenai komunitas muslim di Berlin atau komunitas muslim Turki.

Sejauh yang saya amati, pemerintah Jerman mulai gencar mempromosikan nilai-nilai multikultural negaranya. Karena meskipun Islam bukan agama yang diakui secara formal bagi pemerintah, namun jumlah penduduk muslim merupakan yang terbesar ketiga setelah Protestan dan Katolik. Mungkin dalam rangka ini juga, saya mendapati sebuah informasi paket tourke beberapa masjid di Berlin termasuk masjid Şehitlik yang tertera di website resmi Visit Berlin.   

Usai mengelilingi lokasi masjid, saya berjalan menuju area belakang masjid yang merupakan tempat pemakaman tentara Perang Dunia I. Ternyata, justru dari sinilah saya menemukan view yang paling bagus untuk mengabadikan kemegahan masjid Şehitlik. Jadilah, saya dan seorang kawan berpose di area pekuburan dengan background masjid Şehitlik yang berpadu dengan ranting-ranting bekas musim dingin. Sungguh menawan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun