Mohon tunggu...
Aiy-aiy Iin
Aiy-aiy Iin Mohon Tunggu... wiraswasta -

penggemar daging matang dan penikmat coretan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Cinta dan Cita

14 Oktober 2013   23:48 Diperbarui: 23 Februari 2016   15:43 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sabtu pagi yang cerah yang bertumpuk harap, ada rencana besar yang ingin aku ungkapkan bersama, Kintan malam ini. Semua sudah aku pikirkan dan rencanakan matang-matang, 101010 tanggal yang sengaja aku pilih untuk melamarnya, karena aku tahu dia menyukai angka nol, angka nol mempunyai nilai tak terduga dan tak terhingga,angka yang ajaib,katanya. Ada perasaan gugup yang menyeruak, membayangkan dia terkejut dan tersipu malu saat aku melamarnya. Pasti Kintan akan senang,pikirku dalam hati. Aku beranikan diri untuk menelpon dan mengatur janji untuk dinner dengannya.

 

" Halo.." Terdengar suara lembut disebrang sana"Halo sayang ..lăƍi apa?" Sapaku hangat sekedar basabasi membuka pembicaraan."Lagi ngajar sayang, gimana?" Jawab Kintan dengan lembut.

 

Kintan adalah Mahasiswi tingkat akhir yang masih menyempatkan diri untuk menjadi sukarelawati mengajar di rumah singgah untuk anak kurang mampu, dan itulah yg membuat aku jatuh cinta diawal bertemu..karena selain Kintan cantik, baik,pintar, juga rendah hati meskipun tergolong anak yang mampu dari segi materi.

 

"Kamu lagi? " Tanyanya dengan lembut"Mau siap-siap jemput cintaku" jawabku sedikit bercanda"Ah kamu bisa aja.." Sindirnya malu-malu "Yaudah,aku jemput yah jam 7 langsung aku anter ke tempat biasa".. "Oke aku tunggu, kamu hati-hati..""Sampai ketemu yah.."Ucap kintan "Siap sayang. Bye" seraya ku tutup telpon genggam dan mulai menyalakan mobil**"Hai sayang, thank you,udah tepat waktu.."sambil mencium tangan ku lembut."Untuk kamu, pasti"..sambil ku cubit pelan pipi halusnyaKemudian aku mulai membuka pembicaraan hangat seperti biasa.

 

"Ada yang mau aku bicarakan,serius".. Kataku meyakinkan"Biasanya jg serius.." Sindirnya"Aku juga mau membicarakan sesuatu" Ucapnya dengan tenang"Siapa dulu yang mau bercerita?"Tanyaku"Kalau makan dulu gimana, laper nih sayang" jawabnya dengan sedikit manja

 

Sambil menunggu waiters datang membawa pesanan, kami bercanda-canda kecil memulai malam sambil bercerita apa yang kami lakukan hari ini..Dan sajianpun tiba, kami langsung bersantap.Setelah selesai, kami berdua tiba-tiba saling berebut untuk bicara.." Aku"Sambil tertawa, akhirnya aku mempersilahkan Kintan dulu untuk berbicara"Kan tadi aku dah bilang aku duluan yang bicara" tukas Kintan dengan ekspresi menggemaskan."Yaudah kamu duluan aja" kataku sambil mencubit hidungnya"Gak jadi ah.. Kamu duluan aja sayang""Kan kamu yang tadi ajak aku dinner, serius katanya.." Smbil mengingatkan "Oke oke aku duluan ya" jawabku gugup,seraya batuk-batuk dan grogi entah harus memulainya dengan kalimat awal seperti apa..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun