Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Warung Buka Bertutup Solusi Pro dan Kontra saat Ramadhan

25 Mei 2018   01:48 Diperbarui: 25 Mei 2018   01:47 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Makan Warna Citra mulai. hari ketiga Buka Bertutup warungnya (doc.pribadi)

Bicara pro dan kontra terhadap tutup tidaknya warung saat bulan ramadhan, mengingatkan 10 tahun yang lalu, saat ibuku baru memulai membuka rumah makan di pinggiran jalan Kesambi Kota Cirebon, dengan nama Warung Makan Warna Citra, tahun pertama sebelum memasuki bulan ramadhan, beberapa kali urusan dengan Satpol PP karena menggunakan bahu jalan, walau pun tidak di trotoar, namun beberapa kali pula tidak di ambil tindakan pembongkaran, sifatnya hanya teguran agar tidak menggunakan trotoar milik pejalan kaki, namun mendekati bulan ramadhan ada petugas Pol PP juga yang membawa edaran agar selama tiga hari di awal puasa, untuk menutup warungnya dan boleh buka setelah pukul 16.00 WIB, dan seterusnya hingga usai puasa, warung boleh beroperasi seperti biasa namun tutup berbatas artinya harus ada penutup agar menghormati umat muslim yang sedang berpuasa.

Tahun-tahun berikutnya tidak ada edaran tertulis namun, sebagian pedagang khususnya di Kota Cirebon yang di sebut juga sebagai Kota Wali, para pedagang sudah mengerti dengan sendirinya atas saling hormat menghormati dan menjalankan toleransi sebaik-baiknya tanpa ada yang di rugikan pada salah satu pihak.

Adanya pro dan kontra pada sebuah kebijakan merupakan hal yang wajar terjadi mengingat negara kita negara demokratis, maka tentunya baik yang pro maupun yang kontra terhadap kebijakan penutupan warung di siang hari saat ramadhan, di yakini mereka punya alasan dan argumennya masing-masing tergantung dari sudut mana mereka memandangnya.

Namun saya pribadi termasuk orang yang pro atau mendukung warung buka tapi tutup berbatas, bukan karena ibu saya juga pemilik warung makan,  namun bagi saya pribadi ibadahku adalah ibadahku, dan ibadahmu adalah ibadahmu, karena menurut saya, seseorabg boleh saja membuka warungnya walau buka berbatas, karena tidak semua orang berpuasa, bahkan Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 183 mengatakan "Hai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

Hanya untuk orang-orang yang beriman saja, maka ada orang lain yang tidak menjalankan ibadah puasa seperti orang sakit, wanita haid, ibu-ibu nifas, sudah uzur (orang tua), ibu menyusui,  musafir, penganut agama lain selain muslim dan anak-anak yang belum cukup umur.

Bahkan dalam Islam, sendiri tidak ada satu ayat pun yang mengatur tentang boleh tidaknya berjualan saat siang di bulan puasa, kalau pun pada awal puasa banyak yang tutup atau pun buka berbatas, itu karena beberapa hal yang mendasari,  seperti telah terbangun tenggang rasa atau toleransi menghargai kepada yang berpuasa, pemilik warung dan karyawannya sengaja meliburkan karena ingin berbuka puasa di awal ramadhan bersama keluarga di rumah.

Jadi saya beranggapan bahwa warung yang buka saat siang hari sama sekali tidak akan mempengaruhi umat muslim untuk membatalkan puasanya.

Kalau yang kontra kemudian menegur atau menswepping rumah-rumah makan karena buka saat siang ramadhan dan mengatasnamakan Islam, hal itu di pastikan tidak ada dasarnya. Lain halnya kalau bicara toleransi, karena itu bagian dari seruan dakwah, jadi tidak bisa di paksakan.

Namun seperti yang terjadi di Kota Cirebon, para pedagang sudah memahami batasan-batasannya berjualan saat di siang ramadhan, mereka pun selalu menutup dengan spanduk atau kain baik pintu maupun jendela warungnya, sehingga walau pun di dalamnya sedang makan dan minum namun tidak terlihat dari luar atau mencolok terlihatnya, bisa dibayangkan bila warung tersebut tak menjaga toleransi, dengan terang-terangan secara terbuka membuka warungnya tanpa penutup sehingga aktivitas makan dan minum serta orang merokok terlihat dari luar atau non muslim yang tidak berpuasa dengan seenaknya makan dan minum di tempat terbuka, maka hal itu akan merobek makna toleransi antar umat beragama. Walaupun ini masalah sepele namun tetap saja akan mengganggu kenyamanan umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Jadi bagi saya, baik yang pro maupun yang kontra  atas kebijakan ini, di kembalikan lagi hati kita Masing-masing, yang selalu di dalam hatinya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan itu semua bagian daripada dakwah.

Harapan saya terhadap pro dan kontra ini tidak mengurangi nilai ibadah kita kepada Tuhan YME, serta hendaknya momen ramadhan ini di mamfaatkan sebaik-baiknya agar kita semua menjadi manusia yang lebih berkualitas yang di tandai dengan peningkatan Sumber Daya Manusia guna sebuah pembangunan ke arah yang lebih baik dan mendatangkan kesejahteraan di semua umat beragama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun