Tahapan Biologis dan RuhaniyahÂ
Nuthfah (Sperma/Ovum -- hari ke-0 hingga 40). Merujuk pada cairan mani atau embrio awal. Di sinilah kehendak Allah bekerja sejak awal. "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)?" QS. Al-Mursalat: 20
Alaqah (Segumpal Darah -- usia sekitar 40 hari). Embrio menempel di dinding rahim, tampak seperti lintah. Allah yang mengatur perlekatannya.
Mudghah (Segumpal Daging -- usia sekitar 40-80 hari). Seluruh sistem mulai terbentuk. Tapi belum bernyawa dalam pengertian ruhani.
Tiupan Ruh (usia 120 hari / 4 bulan). Berdasarkan hadits shahih: "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi alaqah selama itu juga, lalu menjadi mudghah selama itu juga. Setelah itu diutuslah malaikat dan ditiupkan ruh ke dalamnya..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Di sinilah titik awal 'Hayat' dalam arti spiritual (nyawa) dimulai. Manusia mulai dianggap hidup secara ruhani dan menjadi makhluk individu.
Kehidupan adalah Amanah yang Ditetapkan Allah
Ketika ruh ditiupkan, manusia belum memiliki kesadaran. Tapi dalam pandangan tauhid, kehidupan sejak dalam kandungan sudah menjadi amanah, dan setiap jiwa yang hidup punya takdir, tugas, dan ujian.
"Tidaklah seorang jiwa pun mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok, dan tidak (pula) seorang jiwa pun mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." QS. Luqman: 34
Perjanjian Ruhani: Janji Tauhid kepada Allah
Sebelum manusia lahir ke dunia, ruh manusia telah mengikat janji primordial (mtsq) dengan Allah. Hal ini terekam dalam Al-Qur'an: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 'Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini.'" (QS. Al-A'raf: 172)