Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sustainability Prosperity: Bisakah Digapai dalam Dunia yang Belum Seimbang?

17 Januari 2025   05:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   17:11 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sustainability Prosperity: Bisakah Dicapai ? | Freepik.com

Namun ketika banjir bandang sering melanda kota, kebakaran hutan meluas tanpa mampu mengendalikannya, suhu semakin panas, udara semakin sesak dan pengap, dan lautan sering bergejolak membara, lalu apa artinya semua angka hebat itu?

Jason Hickel dalam buku Les is More mengkritik keras para kapitalis ekstratif, merujuk pada sistem ekonomi yang bergantung pada eksploitasi sumber daya alam secara massif untuk menopang produksi, konsumsi, dan akumulasi modal. Ia menyebut system ini sebagai "Perang terhadap kehidupan".

Poin utama kritiknya adalah eksploitasi sumber daya dan pertumbuhan tak terbatas di atas keberlanjutan ekologis dan kesejahteraan sosial.

Argumennya menyatakan: masyarakat modern terjebak dalam logika konsumsi tak berujung. Kapitalisme mendasarkan keberhasilannya pada pertumbuhan ekonomi yang terus menerus, meskipun sumber daya planet bersifat terbatas.

Tidak hanya merusak lingkungan, sistem ini juga menciptakan ketimpangan sosial. Negara berkembang "diperbodoh" menjadi supplier bahan mentah yang merusak alam dan meninggalkan jejaknya secara nyata. Yang berujung pada ketidakadilan ekonomi.

Sebuah paradoks kehidupan pun terjadi: Pertumbuhan yang dirayakan sebagai kesuksesan, justru menggerogoti fondasi ekologis yang menopang kehidupan.

Menurut Hickel, dunia tidak kekurangan sumber daya, tapi kekurangan kebijaksanaan untuk menggunakan sumber daya secara bijak. Alih-alih mengukur keberhasilan dengan pertumbuhan tak terbatas, ia menyerukan keseimbangan antara manusia dan alam. Prinsip utamanya adalah: cukup, bukan lebih.

 

Sebuah Alternatif Sederhana Namun Revolusioner

Adalah Kate Rawort, Wanita ekonom Inggris yang memperkenalkan konsep Doughnut Economics sebuah model ekonomi yang menyeimbangkan antara kebutuhan dasar manusia dan batasan planet. Salah satu konsep model yang tengah popular dalam konsep sustainability.

Anda tahu donat? Bayangkan. Lingkaran dalam mereperesentasikan kebutuhan dasar manusia (makanan, air, Pendidikan Kesehatan, dan sebagainya). Lingkaran luar adalah batas ekologis planet bumi. Di antara kedua lingkaran, adalah zona aman dimana manusia dapat berkembang tanpa merusak lingkungan. Sebuah penggambaran sederhana namun revolusioner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun