Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tulip, Tanda Cinta Keukenhof pada Dunia

31 Mei 2023   20:00 Diperbarui: 1 Juni 2023   17:03 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulip, Cantik Penuh Pesona | Dok.Pribadi

Sejarah panjang tercatat, sejak pemilik pertama Countess Jacoba van Beieren (1401-1436) menjadikan taman dapur kastil (keukentuin) sebagai tempat berburu dan kebun yang menghasilkan buah dan sayuran. Lalu Adriaen Maertensz Block, seorang Kapten dan Gubernur perusahaan Hindia Timur Belanda membelinya pada 1638. Dan membangun rumah bangsawan besar, yang diberi nama Keukenhof (Sekarang Kastil Keukenhof).

Setelah kepemilikan berpindah ke Baron dan Baroness Van Pallandt pada 1857. Ia menugaskan Arsitek Lanscape Jan David Zocher dan Putranya Louis Paul Zocher, merestrukturisasi taman dan pekarangan di sekitar Kastil, yang dirancang bergaya Inggris. Yang kini menjadi fondasi taman Keukenhof saat ini.

Keukenhof yang sekarang kita kenal didirikan pada 1949. Penanam umbi Tulip dan eksportir bunga saat itu membentuk konsorsium untuk memamerkan produk mereka dan juga mendukung industry ekspor. Sehingga pada 1950 Taman ini dibuka untuk umum dan 200.000 orang datang mengujunginya.

Kini Koekenhof beroperasi dibawah naungan Yayasan amal Count Carel De Gaaf van Lynden. Dengan jumlah pengunjung mencapai jutaan orang pertahunnya. Data tahun 2019 tercatat 1,5 juta pengunjung atau rata-rata mencapai 26.000 orang per hari. Angka yang fantastis.

Menikmati keindah Bunga Tulip di Kuekenhof bak memandang dara cantik nan jelita. Tak mampu mata ini hanya memandang sekejab. Dan tak ingin mata ini terlelap. Selalu terpana saat menatap. Keindahan Bentuknya seumpama wajah jelita sang dara. Warna indahnyanya bak kulit halus sang jelita. Semburat warna merah muda merona di pipi sang dara saat tersenyum bagaikan semburat kombinasi warna yang tercipta pada beberapa variant tulip yang tercipta. Alamak... bisa pinsan awak nih kalau jumpa dara jelita secantik itu.

Semakin Indah Dipandang Saat Tumbuh Dekat Sungai | Dok.Pribadi
Semakin Indah Dipandang Saat Tumbuh Dekat Sungai | Dok.Pribadi


Ketika Tulip mulai merekah dari kuncupnya, ia akan menampilkan bentuknya sempurna. Suatu proses kematangan suatu bunga. Menampilkan semua keindah kelopak bunga dengan keindahan warna yang dikandungnya. Menyebarkan aroma bunga yang sesungguhnya sesuai dengan varian bunga tulip yang ada. Sehingga sang kumbang akan datang menghampirinya. Untuk sedikit merasakan madu yang ada di tubuhnya.

Merekahnya bunga tulip seumpama sang dara yang mencapai kematangan di masa gadisnya. Sempurna secara fisik dengan penampilannya. Semua hormon muda dalam dirinya membentuk suatu aura yang menggoda lawan jenisnya. Maka tak heran penulis sekelas S.H. Mintardja, penulis cerita silat dengan tema khas kerajaan dan pedesaan di tanah jawa sampai menulis hingga 74 jilid bukunya yang berjudul "Panasnya Bunga Mekar"

Bunga Tulip pun demikian adanya, "Panasnya" bunga tulip Keukenhof yang mekar mengundang semua penikmat bunga dari seantero dunia. Mereka rela terbang jauh dari negaranya. Membuang tenaga, menyisihkan waktu yang ada, meninggalkan keluarga serta kerabatnya dan menyediakan dana besar untuk hanya sekedar menikmati keindahannya saat Bunga Tulip di Kuekenhof mekar. Subhanallah!

Untuk tak membuat kecewa pecinta bunga Tulip dari seluruh dunia. Pengelola Taman Bunga Keukenhof telah mempersiapkan semua umbi-umbi Tulip sejak musim gugur ada sekitar 40 tukang kebun yang menanam sekitar 7 juta umbi Tulip, hasil kontribusi 100 petani yang menjadi anggota korporasi mereka.

Tulip, Cantik Penuh Pesona | Dok.Pribadi
Tulip, Cantik Penuh Pesona | Dok.Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun