Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Tanda-tanda "Red Flag" Pada Pasangan yang Wajib Kamu Deteksi Sejak Dini

15 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   01:45 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan (Sumber gambar via kompas.com)

Pasangan dengan red flag adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang menunjukkan tanda-tanda perilaku atau karakteristik yang tidak sehat dalam sebuah hubungan. 

Red flag bisa berupa perilaku, sikap, atau pola komunikasi yang mengindikasikan adanya potensi untuk menghasilkan hubungan yang toksik atau merugikan. 

Contoh red flag meliputi kecemburuan berlebihan, kontrol yang berlebihan, ketidakjujuran, manipulasi, agresivitas, atau keengganan untuk berkomitmen. 

Mengenali red flag dalam suatu hubungan adalah penting karena dapat membantu individu untuk menjaga diri mereka sendiri dan menghindari masuk ke dalam hubungan yang tidak sehat. 

Hal ini memberi kesempatan untuk mengevaluasi kesesuaian pasangan dengan nilai-nilai, kebutuhan, dan harapan pribadi, serta memutuskan apakah hubungan tersebut layak untuk diperjuangkan atau lebih baik diakhiri. 


Dengan mengenali dan menghormati red flag, individu dapat memprioritaskan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan.

Perilaku red flag dalam suatu hubungan seringkali memiliki latar belakang yang kompleks, dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa latar belakang yang mungkin muncul dalam perilaku red flag pada sebuah hubungan:

1) Pengalaman masa lalu: Pengalaman traumatis atau buruk dalam hubungan sebelumnya dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dalam hubungan baru. 

Misalnya, seseorang yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan sebelumnya mungkin cenderung menjadi lebih cemburu atau paranoid.

2) Model peran: Pola perilaku yang dipelajari dari lingkungan keluarga atau orang tua juga dapat memengaruhi cara seseorang berperilaku dalam hubungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun