Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Membumikan" Konsep dan Makna "Net-Zero Emissions"

16 Oktober 2021   16:15 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:28 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bumiku - Cintaku Kuperjuangkan Net-Zero Emissions Untukmu|Cosmetics Design Euro

Beberapa pertanyaan mulai bermunculan dalam benak ini. Bukankan, konsep net-zero emissions atau nol bersih emisi tak merujuk pada pemahaman umat manusia berhenti memproduksi emisi. Sejatinya semua manusia di dunia secara alami memproduksi emisi. Itu Pasti. Manusia bernafas menghasilkan karbon dioksida (CO2). Jika ada 7,8 miliar manusia didunia, maka menurut catatan, kita semua mengkontribusi 5,8 % volume emisi karbon tahunan.

Tapi bukankah emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya sehingga tak ada yang menguap hingga ke atmosfir, yang secara alamiah dilakukan oleh tanah, air, pohon dan lautan. Tentunya dengan proses kimia yang kompleks. CO2 akan bercampur dengan zat dan gas lain. Kemudian melepaskan Karbon dan Oksigen. Semua makhluk hidup membutuhkan Oksigen dan tanaman membutuhkan karbon untuk tumbuh hingga menjadi bahan dasar logam.

Pertanyaan yang timbul berikutnya, seberapa pentingkah penyerapan karbon mengambil bagian yang menyebabkan pemanasan global, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir menjadi naik. Menurut data ada 6 gas rumah kaca yang memiliki koefisien pemanasan global dari yang rendah ke yang tinggi berturut-turut, yaitu; Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrat Oksida (N2O), Perfluoro karbon (PFCS), Hidrifluoro karbon (HFCS) dan Sulfur Heksaflourida (SF6).

Namun ternyata Karbon Dioksida menjadi penyebab yang paling rendah, meskipun jumlahnya paling banyak di atmosfir. Data penelitian menunjukan bahwa rasio : 1 ton SF6 mengakibatkan 23.900 kali pemanasan global dibanding 1 ton CO2.  Wadoow..ngeri sekali membayangkannya.

Lima unsur gas rumah kaca itu biarlah jadi porsi Pemerintah, karena terkait dengan banyaknya kebijakan jangka panjang yang harus ditempuh pemerintah terkait dengan industri yang sedang berjalan. Tapi semua harus mengarah ke Net-Zero Emissions target.

Untuk kita semua orang awam marilah kita mulai dari apa yang bisa kita lakukan. Biar kulakukan sebuah coret-coretan di sebuah lembaran untuk membuat sebuah usulan dari mereka yang peduli akan lingkungan agar sedikit berkontribusi mengurangi pemanasan global.

“Wahai Petinggi Negeri, tolong bumikan konsep Net-Zero Emissions yang terkait dengan pemanasan global kepada kami, agar kami dapat sedikit mengambil peran untuk kelanjutan generasi penerus bangsa ini”.

Adalah penting untuk Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya membuat kebijakan Program Komunikasi Terpadu membumikan konsep Net-Zero Emission. Jadikan konsep ini menjadi Generik, mudah dicerna, dipahami dan diaplikasi pada setiap strata masyarakat. Melibatkan semua institusi bila perlu jadikan bagian dari kurikulum pendidikan mulai dari usia dini. Tentunya dengan aplikasi teknis yang mudah untuk semua lapisan masyarakat.

Jadikan kegiatan komunikasinya seheboh, Pandemi Covid 19, sehingga orang peduli akan dampaknya bagi kehidupan generasi penerusnya. Bila perlu jadikan komunikasinya segempar perhelatan pertandingan sepak bola piala dunia agar mereka rela memperhatikan setiap pesan yang disampaikannya walau ditayangkan tengah malam.

Dan…jadikan setiap komunikasinya pada anak muda, bagaikan mendapat pesan WA untuk berjumpa di café dari calon kekasih yang diincarnya.  Jadikan komunikasi Net-Zero Emissions menjadi sesuatu yang “Beda gitu loh”

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun