Maksudnya, nanti lihat saja dokumen foto-fotonya. Keren abis deh. Itu kata saya loh. Semoga memang kereen ya!
Selain naik onta, Erg Chebbi juga bisa dieksplorasi dengan kendaraan ATV. Namun selain sewanya cukup mahal, kehadirannya merusak keindahan kontur pasir yang ada dan tidak semua peserta tour bisa menggunakannya. Turis biasanya lebih suka memilih safari onta untuk mengeksplorasi Erg Chebbi, menginap di tenda-tenda khusus dan merasakan kehidupan alami badui Berber di padang pasir.
Untuk kami, turis Indonesia. Kami hanya ingin mengeksplorasi Erg Chebbi di Gurun Sahara ini. Merasakan sensasi bersafari di atas onta yang berjalan beriring, di tengah hempasan angin yang membawa sedikit debu halus. Melihat kontur alam yang terbentuk dari hempasan angin gurun yang kencang berbentuk gunung, hamparan bukit yang bergelombang membentuk panorama kuning emas dihadapan kami.
Merasakan butir-butir pasir halus yang masuk diantara kaki-kaki ini. Menikmati kekejaman gurun yang sekarang sudah sudah berdamai. Dan melihat panorama alam saat matahari terbenam,“sunset” di Gurun Sahara. Sebuah sensasi tersendiri melihat keindahan dan kebesaran ciptaan Allah di muka bumi. Subhanallah, Maha Suci Engkau Ya Rabbi.
Bagi yang pertama kali naik onta, mungkin akan kaget saat onta mulai berdiri. Dia akan bertumpu pada lutut depannya dengan kaki belakang berdiri penuh, sehingga membentuk sudut hampir 45 derajat. Akibatnya penunggang onta seakan tersungkur ke depan. Tak usah khawatir itu hanya sebentar, hanya beberapa detik, sehingga onta mulai berdiri tegak.
Posisi nyaman akan ter kondisi segera. Onta akan berjalan pelan dengan ayunan langkah yang lembut. Karena onta memiliki kuku kaki yang memijak pasir dengan baik, serta memiliki bantalan antar engsel kakinya laksana suspensi mobil Mercy. Empuk.
Dua orang badui Berber mengawal ekspolarasi group kami. Satu di depan, yang lainnya di belakang. Mereka juga berfungsi sebagai fotografer gurun pasir dadakan (Rupanya tak hanya Tahu Goreng Bulat saja yang digoreng dadakan dengan harga 500 rupiah seperti yang banyak penjual nya di Jakarta, berkeliling dengan mobil bak terbuka…Senyum!) Di gurun Sahara pun Sang Badui Berber bisa juga jadi fotografer dadakan. Tentunya untuk yang satu ini kita harus memberi apresiasi Tipping nanti.
Dengan bahasa isyarat sang badui memerintahkan ontanya untuk berjalan atau diam di tempat. Isyarat yang hanya mereka saja yang tahu. Jangan coba-coba anda meniru nya. Walau terdengar bunyi seperti isyarat yang sama. Si Onta tak akan pernah mematuhi perintah anda. Percayalah!
Kami pun berjalan laksana kafilah yang hendak menjajakan dagangan ke negeri seberang. Berjalan perlahan melalui lembah, tanjakan, bukit untuk tiba di sebuah hamparan gunung pasir yang tinggi. Mengenakan penutup wajah agar dapat menahan hembusan angin yang membawa pasir. Pemandangan indah kontur pasir berwarna emas ditimpa matahari sore menjadikan semua view tampak luar biasa.