Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Aswan dan Abu Simbel (Bagian Kedua - Selesai)

1 September 2021   19:00 Diperbarui: 1 September 2021   19:09 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Golf mengurangi kelelahan saat berjalan di Situs Abu Simbel (Dokumen Pribadi)

Antara Kuil Abu Simbel dan Danau Nasser, ada sebidang tanah luas datar  membentang.  Menjadi pembatas jarak antara kuil dengan ujung danau Nasser terdekat.  Pemandangan indah Danau Nasser dapat dilihat jelas dari depan kuil, sekan mengundang untuk beraktifitas di dalamnya.   Sekedar berenang atau memancing ikan.  Tapi hati-hati, danau buatan terbesar di dunia,  dengan seluas 5.250 km2 ini juga menjadi habitat hidup buaya sungai Nil.

Mengabadikan kenangan indah di Abu Simbel (Dokumen Pribadi)
Mengabadikan kenangan indah di Abu Simbel (Dokumen Pribadi)

Kami memasuki semua kuil di Abu Simbel.  Mengagumi peradaban Mesir kuno yang menakjudkan.  Yang dengan kekuasaan yang dimilikinya, Seorang Firaun mampu memaksakan semua kehendaknya kepada rakyatnya.  Terkadang untuk sesuatu yang tak masuk akal.   Kekuasaan absolut tanpa tanding, tanpa banding.

Apalagi kalau terkait dengan urusan pemujaan Para Dewa, maka tak pelak lagi, tercipta lah bangunan dan kuil-kuil megah luar biasa. In syaa Allah akan kita lihat di sepanjang perjalanan dengan kapal pesiar sungai Nil. Kuil-kuil Besar nan megah yang dibangun sepanjang jalur sungai Nil.   Dari Aswan hingga Luxor.   Menakjubkan!

Puas sudah menikmati apa yang ada, semua peserta tampak lelah.  Apalagi kondisi udara semakin panas membara dengan angin gurun yang kencang menerpa wajah.  Hangat membuat semua wajah merona merah.  Apalagi membayangkan jarak dari kuil ke tempat bus parkir, di tengah panas.   Oh…rasanya mau cepat-cepat masuk kulkas. Dingin. (wooi… jangan bayangin yang nggak-nggak bro…ini di gurun.  Sadar Bro…sadar!) Astaghfirullahaladzim.  Sorry panasnya sampai meja redaksi.  Sampai mana tadi ya…?

Oh ya… , dari Kuil ke titik jalan nyaman terdekat;  karena ada beberapa pohon palem, kurma dan beberapa pohon lain yang ditanam sejajar,  nyaris kurang lebih enam ratus meter.  Untuk mereka yang berusia senja ini bukan jalan yang dekat.  Karena, semut diujung sana sampai tak terlihat.  Maaf bukan semut…maksudnya orang.  Terlihat samar…namun tak nampak jelas. 

Wajah-wajah memelas mulai terlihat.  Berharap ada sesuatu membalas doa  yang dipanjat.  Agar ada kemudahan yang akan didapat.  Tour leader yang lumayan punya jam terbang ini cepat menangkap hasrat yang tersirat.  Dengan sigap berbuat cepat.  Maka, datanglah beberapa mobil kecil yang biasa digunakan di lapangan golf.  Menjadi jawaban doa-doa mereka, walaupun harus sedikit memberi fee ekstra.  Tak apalah.

Mobil Golf mengurangi kelelahan saat berjalan di Situs Abu Simbel (Dokumen Pribadi)
Mobil Golf mengurangi kelelahan saat berjalan di Situs Abu Simbel (Dokumen Pribadi)

Duduk di dalam bus ber AC dingin menjadi harapan semua peserta.  Duduk di kursi masing-masing sambil melepas nafas lega. Memikmati perbedaan rasa disini dan di luar sana.  Beberapa kursi tampak masih kosong, karena yang empunya belum hadir.  Masih meniti langkah menuju bus karena tak kebagian kursi.  Untuk duduk di mobil golf yang hanya mengambil rute sekali pergi.

Beberap ibu mulai berbagi bekal sekedar untuk mengganjal perut yang terasa bergetar-getar. Lapar.   Ruang bus yang hening menjadi riuh dengan ramainya mereka yang saling berbagi. Berbagi apa yang dimiliki untuk saudara-saudara terkasih di group ini.Masya Allah.  Indahnya hidup ini…bila kita sering berbagi.

Bus mulai bergerak pergi.  Pergi meninggalkan Kuil Firaun dan Nefertari yang mungkin buat sebagian besar mereka cukup sekali dikunjungi.  Semua senang, semua ceria sambil berbagi foto ceria di depan Kuil sana.  Namun ada satu Bapak yang tampak resah dan sedikit gelisah.  Beliau yang ditinggal hilang Handphone barunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun