Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjual Keperawanan Demi Sang Ibu Yang Terbaring Sakit

15 April 2012   01:06 Diperbarui: 4 April 2017   16:28 4983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang gadis itu sebut saja namanya Ani (samaran), usia sekitar 19 tahun. Berwajah cantik, berkulit putih dengan body yang semlohai. Cantik wajahnya bukan karena polesan make up, tapi cantik asli natural dengan segala kepolosannya.

Suatu malam, dengan naik taksi, Ani pergi ke sebuah hotel berbintang. Di pintu gerbang hotel itu, Ani turun, sementara sang sopir taksi menunggu di parkiran. Ani mendatangi pos jaga satpam hotel

" Ma'af pak satpam, apakah kira-kira ada tamu di hotel yang membutuhkan teman wanita"

Sambil lihat kiri kanan, sang satpam tampak kaget dan bengong. Dia menarik gadis itu ke dalam pos jaga

"Kamu mau minta bayaran berapa?"

" Saya minta bayaran setinggi-tingginya..!"

" Kenapa kamu minta bayaran seperti itu?"

" Karena saya masih perawan"

" Apa buktinya kamu masih perawan?"

"Hanya lelaki yang nanti akan menikmati tubuh saya yang akan membuktikannya"

Satpam itu lalu mencoba menghubungi beberapa tamu hotel yang dikenalnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun