Cuaca dingin yang melanda daerahku akhir-akhir ini cukup memberi suasana berbeda dalam menjalani puasa. Kemarau yang panjang, hujan yang sudah mulai enggan turun, telah membuat sawah-sawah kering dan pada retak. Sumur-sumur juga mulai pada seret air. Jalanan mulai gersang dan berdebu.
Jika siang hari panas menyengat, jika malam datang dingin menusuk tulang. Saat kita berpuasa siangnya tentu sangat terasa pula lapar dan hausnya, saat berbuka, kita malas sekali untuk keluar rumuh, karena godaan kenyang berpadu dengan cuaca diluar yang dingin dan berangin kencang.
Cuaca yang ekstrim begitu, tak sedikit membuat orang-orang di kampungku terserang sakit flu dan pilek. Saya sendiri dalam dua hari ini akhirnya kena juga. Penyakit yang dalam pandangan umum dianggap penyakit ringan, sebenarnya sangatlah mengganggu ibadah ramadhan kita. Saya yang biasanya mengimami shalat tarawih, mengisi kuliah shubuh di mesjid dekat rumah, menjadi absen. Tak kuat juga akhirnya. Kepala yang berat, bersin-bersin, hidung mampet, kadang meler, mata serasa mau keluar, perih dan berair terus. Namun demikian tadarus kompasiana tak pernah putus, bersama satu dua ayat dari Tadarus Al-Qur'an. Dalam hal tadarus Kompasiana, istri saya mulai memasang wajah cemberutnya, karena walaupun hidung saya "ingsreuk-ingsreukan", tetap saja tak bisa berhenti memelototi layar monitor. heheheh....
Namanya alam tak bisa di tentang, cuaca panas dan dingin yang ekstrim tak bisa di cegah. Jika pun penyakit karena cuaca itu masuk ke dalam tubuh, kita terima saja sebagai bagian dari ujian akan kekhusyu'an ibadah Ramadhan kita. Peringatan akan betapa pentingnya nikmat sehat. Baru diberi sakit flu saja sudah begitu menderitanya, bagaimana halnya dengan saudara-saudara kita yang tergolek lemah di bangsal-bangsal rumah sakit?
Untuk itu bagai para sahabat kompasianers yang keadaan cuacanya sama dengan di daerah saya, semoga saja aman-aman saja ya, sehat dan tak terserang penyakit cuaca. Apalagi kalau daerah yang sudah dikirimi turunnya hujan oleh Tuhan, tentu akan terasa sedikit lebih hangat. Di daerah saya, hujan sudah beberapa bulan ini tak pernah turun, debu dari jalan sudah mulai merangsek masuk melewati pagar halaman rumah, tanaman dan bunga di dalam pot mulai sayu. Malas sekali untuk beraktifitas keluar rumah.
Kalaupun keadaannya sama, semoga dijaga kesehatannya, sehingga ibadah Ramadhannya tidak terganggu. Karena diakui atau tidak, jika kita terkena flu saja, lumayan membuat tubuh kita menderita, karena dalam keadaan puasa siang harinya. Sementara kita harus bangun untuk sahur di waktu sepertiga malamnya, kita terbiasa dalam suasana dingin ibadah sahur itu. Semoga kita bisa menjaga suasana alam seperti itu dengan baik dan tepat, terutama dalam ketersediaan asupan gizi, istirahat dan minuman saat berbuka dan bersantap sahur.
Ilaahi. terima kasih atas semua nikmatMU, berikan kami kekuatan untuk mengisi hari-hari Ramadhan ini dengan segala kekhusyu'an, kekuatan untuk menikmati rasa sakit ini dengan segala keshabaran. Karena Engkau sebaik-baik pemberi, sebaik-baik penolong, sebaik-baik pelindung.....