Mohon tunggu...
Kurniawati Hasjanah
Kurniawati Hasjanah Mohon Tunggu... Editor - Profitez de votre journée!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Go where you find peace and feel more alive.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tren Hampers Lebaran dan Budaya Tidak Enakan

26 April 2022   17:30 Diperbarui: 27 April 2022   13:47 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hampers - dok Freepik

Selain itu, ketika mendapat hampers biasanya saya mengucapkan terima kasih melalui chat pribadi.  Gak enak kalau  diposting di media sosial lalu dilihat teman satu group yang mungkin aja enggak dikasih sama dia. Kecuali, doi minta diposting beda cerita yaa. 

Kudu kirim balik hampers enggak? Prinsip saya mah enggak harus, apalagi kalau enggak ada uang. Jadi enggak usah dipaksakan dan gengsi.

Terkadang penerima hampers seringkali merasa tak enakkan dan ingin membalas balik hampers tersebut.  Tapi, ingat budaya tak enakkan ini yang biasanya menjerumuskan bikin kantong jebol.

Buat pengirim hampers, sebaiknya dari awal sudah menerapkan prinsip ikhlas aja. Enggak usah ngarep dikirimin hampers balik. Pokoknya jangan ada ekspektasi berlebih. 

Kalau pengirim merasa bahagia jika ngasih sesuatu ke orang lain, ya just do it.

Tetapi, kalau pengirim merasa enggak senang atau biasa aja ketika ngasih orang lain berupa hampers atau bisa saja berupa tuntutan, ya mendingan enggak usah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun