3. Edi kurniawan, M.Pd (Pemuda)
Sejarah Terciptanya Desa Koto Tebat
Â
Koto Tebat sebelumnya bernama Dusun Malakao dengan nenek moyangnya berasal dari daerah Jawa Tengah dan tepatnya di Semarang di sanalah tempat kelahiran beliau
konon ceritanya pada Zaman dahulu kala, menurut tokoh masyarakat setempat. Nenek moyang yang bernama Imam Joyo ini mempunyai kesaktian ilmu yang luar biasa nya, nenek tersebut dari Jawa Tengah ke Dusun Malakao ( Koto Tebat ) dalam perjalanannya  lewat udara. Dia yang mempunyai kesaktian yang lebih tinggi dan juga mempunya satu buah baju jubah dan baju ini ia mampu terbang di udara, sehingga dengan baju jubah inilah beliau mampu mengadakan perjalanan dari Jawa Tengah hingga beliau bisa sampai ke Koto Tebat ( dusun malakao ).
Nenek Imam Joyo konon ceritan nya menurut masyarakat setempat mengatakan. Nenek Imam Joyo melarikan diri dari Jawa Tengah dikarenakan perselisihan atau perebutan Tahkta kerajaan dengan adik beliau kemudian Imam Joyo melarikan diri.
Sebelum beliau ke Koto Tebat beliau sempat mampir ke pagaruyung ( Padang Sumatera Barat ) disana sempat terjadi perselisihan antara Imam Joyo dengan Cindo Mato dalam perebutan seorang gadis dan gadis ini adalah tunangan Cindo Mato sehingga terjadilah perperangan Imam Joyo dengan Cindo Mato. Cindo Mato dengan taktik liciknya berusaha untuk menyamun gunanya untuk membunuh Imam Joyo. Imam Joyo yang mempunyai kesaktian yang tinggi berhasil meloloskan diri dari kejahatan Cindo Mato. Imam Joyo merasa dirinya harus pergi dari tanah pagaruyung walaupun dia mencintai seorang gadis yang sangat di sayanginya.
Dan begitu pula seorang gadis tunangan Cindo Mato juga mencintai Imam Joyo dengan setulus hati terpaksa berpisah dengan Imam Joyo, ini Semua sangat berat bagi beliau untuk pergi dari tanah nagari pagaruyung namun harus tabah menghadapi Semua ini. Kalau  ia tidak pergi maka ia akan di bunuh beserta teman -- temannya yang menjadi sahabat beliau yang setia karena itu juga penyebab ia harus pergi dari pagaruyung.
Kepergian beliau tidak kembali ketanah kelahiran beliau di Jawa tapi ia terbang mengikuti kata hatinya atau langkah kaki nya dengan rasa sedih ia terbang menggunakan baju jubah yang panjang melintasi di udara tepatnya di atas kawasan Koto Tebat ia melihat tanah sawah dan ladang begitu subur maka ia terniat untuk mampir dan beristirahan sebentar beliau memilih tempat ini untuk hidup dan untuk melahirkan anak keturunannya kelak.
Kemudian beliau membuat perbatasan Koto Tebat. Utara dan Selatan. Utara berbatasan dengan Sungai Deras dan Selatan berbatasan dengan bukit Kapas yaitu Hiang Tinggi. Kedua perbatasan ini telah dipasang Lantak ( Tonggak/Tugu Batas ) oleh nenek