Mohon tunggu...
kurniasiti mahaniyah
kurniasiti mahaniyah Mohon Tunggu... Freelancer - kurnia siti mahaniyah

mahasiswa profesi fisioterapi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fisioterapi Menjadi Oase bagi Anak Berkebutuhan Khusus

5 Maret 2020   17:19 Diperbarui: 5 Maret 2020   17:13 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta jiwa. Jenis gangguan anak yang terjadi sangat bervariatif, diantaranya Cerebral Palsy (CP). Di  Indonesia 1-5 dari setiap 1.000  kelahiran  mengidap kondisi tersebut. Demi melewati masa hidupnya anak dengan kondisi seperti ini dalam memenuhi kebutuhanya sangatlah bergantung pada orang lain.

Ketergantungan diakibatkan dari fungsional tubuh anak yang  telah hilang atau belum berfungsi secara normal, sehingga fungsional tubuh pun harus diperbaiki. Memang susah memperbaiki atau meningkatkan fungsional tubuh anak dengan kondisi gangguan seperti ini, tetapi bukan berarti anak dibiarkan saja. Tetapi harus dilatih dan diperhatikan untuk mengusahakan fungsional tersebut mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Karena setiap ABK memiliki hak dalam mendapat pelayanan dan perlidungan berupa rehabilitatif.

Rehabilitasi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengembalikan anak berkebutuhan khusus kedalam masyarakat sehingga berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya..

Cerebral Palsy (CP) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau  gangguan pada susunan saraf pusat saat masa pertumbuhan anak. Gangguan tersebut memengaruhi sistem dan menyebabkan anak memiliki keseimbangan buruk dan pola gerak abnormal. Gangguan yang timbul secara medis dapat diatasi dengan rehabilitasi.

Tenaga kesehatan yang dapat membantu dalam bidang rehabilitasi medik salah satunya adalah Fisioterapis. Tenaga kesehatan ini memiliki peran besar dalam menjaga dan memulihan  fungsi gerak tubuh manusia. Sehingga pengidap gangguan CP yang secara kemampuan fisik abnormal dapat diperbaiki dengan proses fisioterapi.

Fisioterapi seakan menjadi oase atau mata air di tengah gurun bagi anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan seperti ini. Karena mereka memiliki harapan pada proses fisioterapi dalam memperbaiki gangguan yang dialaminya.

Penangan kasus pada ABK yang dapat dilakukan Fisioterapis ialah sedikit demi sedikit memulihkan kembali kemampuan fungsional secara sensorik maupun motorik yang sebelumnya telah hilang atau belum berfungsi secara normal. Disini perlakuan yang diberikan Fisioterapis  lebih condong dalam  memulihkan, memaksimalkan dan memfasilitasi fungsi gerak tubuh yang belum bisa dilakukan anak secara mandiri.

Proses fisioterapi sendiri nantinya  lebih mengarah kepada kemandirian anak. Kemandirian dalam arti untuk persiapan kehidupan masa depannya. Tidak hanya untuk beraktifitas saja, melainkan juga mandiri untuk menjadi orang yang produktif. Seiring bertambahnya usia dan emosi jika kemadirian anak tidak dilatih maka mengakibatkan fungsional tubuh dapat memburuk sehingga sulit untuk diperbaiki.

Motorik anak seperti otot ketika masih usia muda sangat mudah untuk dilatih tetapi kalau sudah dewasa akan sulit dilatih atau bahkan diperbaiki.  Jadi proses pemberian  fisioterapi dengan keluhan anak CP atau keluhan anak berkebutuhan khusus lainnya harus disegerakan, agar semakin cepat  kemajuan pemulihan dan kemandirian anak. Tak luput juga Dukungan keluarga sangat memengaruhi keberlangsungan perkembangan anak berkebutuhan khusus ini.

Keluarga dianjurkan senantiasa melakukan terapi, pengobatan secara prosedural dan selalu berpikir positif sehingga anak pun akan terstimulus untuk segera bisa mandiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun