Mohon tunggu...
KURNIASIH
KURNIASIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Penerima Bantuan Sosial di Kubu Raya

2 April 2024   20:22 Diperbarui: 2 April 2024   20:22 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar RTPINTAR BLOG

Kondisi Keluarga

Ibu Salmawati  atau  yang sering dipanggil Ibu Salma merupakan seorang ibu rumah tangga  berusia 48 tahun yang kami temui didaerah di desa Arang Limbung Gang Haji Rasib Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Ibu Salmawati berumur 48 tahun, suaminya bernama Bapak Hamdan.  

Riwayat pendidikan yang ditempuh beliau hanya sampai tamat SD. Ibu salma tinggal bersama suami dan lima orang anaknya. Anak pertama Ibu Salma sudah menikah dan tinggal terpisah, sedangkan anak kedua dan ketiga telah mulai bekerja namun masih tinggal bersama mereka. Sementara itu, anak keempat dan kelima masih berada di tingkat Sekolah Dasar. 

Suami Ibu Salma bekerja sebagai kuli bangunan di daerahnya, dengan penghasilan berkisar antara 1.500.000 hingga 2.000.000 per bulan. Upah yang diterimanya sebagai kuli bangunan biasanya sekitar 500.000 per minggu, sementara itu ia memiliki tanggungan lima orang dalam keluarganya. Meskipun kedua anaknya sudah berkerja, menurut Ibu Salma, mereka masih menjadi tanggungannya sebagai orang tua, sebelum anak-anaknya menikah..

Ibu Salmawati dan keluarganya mendapat dukungan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Melalui PKH, mereka menerima dana sebesar 150.000 setiap dua bulan, sesuai dengan komponen PKH untuk anak SD. Meskipun memiliki dua anak yang masih bersekolah di SD, bantuan PKH yang diterima hanya untuk satu anak pada setiap tingkatan. 

Sementara itu, bantuan sosial BPNT yang mereka terima adalah sebesar 200.000 per bulan. Awalnya, bantuan BPNT berupa pangan atau sembako seperti beras, telur, dan kacang hijau. Namun, karena adanya kasus korupsi oleh agen yang mengurangi nilai barang yang dibagikan, sekarang bantuan tersebut diganti dengan uang meskipun semestinya merupakan bantuan pangan non tunai. Ibu Salmawati telah menerima bantuan ini selama empat tahun.

Keluarga Ibu Salma menjalani pola makan 2-3 kali sehari dengan pengeluaran harian yang berkisar sekitar 100.000 rupiah, bergantung pada ketersediaan stok makanan di kulkas. Biaya ini mencakup berbagai kebutuhan seperti pembelian sembako, sayuran, beras, jajan untuk anak-anak, bahan bakar, serta kebutuhan rumah tangga lainnya.

Menurut Ibu Salma meskipun dana yang mereka terima dari PKH dan BPNT belum mencukupi semua kebutuhan keluarga, mereka sangat bersyukur atas bantuan tersebut. Terutama mengingat kondisi pendapatan yang tidak menentu, terutama di tengah ketidakpastian cuaca, terutama saat musim hujan melanda. Namun, Ibu Salma juga mendapat bantuan dari anak-anaknya yang telah bekerja, baik dalam pembelian kebutuhan rumah tangga maupun pembayaran tagihan listrik dan PDAM.

Kondisi Rumah dan Kepemilikan Aset

Ibu Salma dan keluarga tinggal disebuah rumah milik sendiri yang berukuran 64 m, rumah sederhana dengan kondisi rumah berdinding tembok dan lantai keramik, rumah ini memiliki 5 ruangan yang cukup  kecil yaitu 3 kamar tidur, ruang depan,dan dapur, dirumah ibu salma tidak memiliki sofa. Untuk penerangan, mereka mengandalkan listrik PLN dengan daya 450 watt. Sumber air minum utama mereka adalah dari air hujan. Rumah Ibu Salma dilengkapi dengan WC sendiri yang terhubung dengan septic tank. 

Sedangkan untuk air mandi dan mencuci, mereka menggunakan air sungai yang tidak jauh dari rumah, dialirkan melalui pipa. Ketika sakit, mereka mengandalkan puskesmas terdekat, yaitu Puskesmas Sui Durian, untuk mendapatkan perawatan medis. Meskipun sederhana, mereka memiliki beberapa alat elektronik seperti kipas angin, kulkas, rice cooker, dan handphone yang masih berfungsi dengan baik. Selain itu, Ibu Salma juga memiliki sepeda kecil yang digunakan anak-anaknya untuk pergi ke sekolah, serta sepeda motor untuk keperluan transportasi sehari-hari. Namun, mereka tidak memiliki aset pertanian karena daerah tempat tinggal mereka tidak terdapat lahan yang memadai untuk aktivitas pertanian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun