Bulan Rabiul Awal, sebagai bulan kelahiran Rasulullah menjadi momentum kaum Muslimin mengenang perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Berbagai acara digelar untuk memeriahkan bulan kelahiran uswatun khasanah (sebaik baik suri taulan) bagi seluruh umat manusia. Sayangnya, pada bulan ini kaum Muslimin justru mengalami duka mendalam yang berkepanjangan atas terjajahnya tanah Syam bumi Al Quds.
Pada hari hari ini penjajahan atas tanah G4Z4 semakin memprihatinkan. Isriwil melakukan pengeboman terhadap gedung gedung terbengkalai yang dihuni oleh pengungsi, mereka memberikan ancama kepada warga G4Z4 bahwa G4Z4 akan diratakan sehingga mereka harus mengungsi ke wilayah G4Z4 selaran (Republika.com 6/9). Serangan brutal ini dilakukan Isriwil dengan dukungan penuh dari Amerika, bahkan Isriwil menggunakan Proposal Trump sebagai alat untuk melakukan pelobian kepada pihak H4m4s (detiknews.com, 10/9). Isriwil bahkan dengan sangat berani melancarkan serangan pada 6 negara di sekitar P4lest1n4 yaitu Tunisia, Syuriah, Qatar, Lebanon, dan Yaman dengan alasan membidik pemimpin H4m4s yang bersembunyi disana. (Aljazera.com,10/9). Sayangnya, tidak ada satupun dari negara tersebut yang melakukan perlawanan atau serangan balik terhadap Isriwil.
Fakta ini sungguh ironi di tengah bulan kelahiran Rasulullah. Kaum Muslimin dijajah dengan brutal bahkan tidak ada yang mampu membebaskan bumi Al Quds dari penjajahan. Padahal, Al Quds adalah tempat mulia yang senantiasa dirindukan oleh Rasulullah, dingat oleh Rasulullah dan diperjuangan oleh Rasulullah sejak beliau masih di Mekkah bahkan hingga menuju wafatnya. Sebagai seorang Muslim, layaklah kita memperingati hari kelahiran Sang uswatun Muslimin dengan ber ittiba' atau mengikuti Baginda Rasulullah Muhammad dalam berbagai hal, termasuk bagaimana Rasulullah Muhammad memandang Tanah Syam khususnya Al Quds.
Rasulullah dan Bumi Al Quds
      Rasulullah Muhammad SAW senantiasa memandang Al Quds adalah tanah yang Istimewa. Selain tersebab Al Quds adalah tempat beliau melakukan mi'raj dan juga kiblat pertama kaum Muslimin. Al Quds adalah tempat berkumpulnya manusia di padang Masyar, bahkan tempat yang Allah sampaikan urgensinya dengan bersumpah atas nama buah buhan yang ada di tanah Al Quds melalui surat At Tin. Karena berbagai kemuliaan tersebut, Rasulullah senantiasa menambatkan Al Quds didalan cita cita beliau. Bahkan setelah seluruh Jazirah Arab bergabung bersama dengan kekuasaan Daulah Islamiyah, Rasulullah bersegera mengutus pasukan kaum Muslimin yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid untuk melakukan ekspedisi ke arah Utara yaitu arah Syam. Ekspedisi menuju Syam ini adalah awal kisah panjang dari pembebasan Al Quds. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya bumi Al Quds bagi baginda Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga Rasulullah mengambil langkah politi luar negeri tersebut.
      Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila seluruh sahabat serta pada khalifah setelah Rasulullah begitu memuliakan Al Quds. Mereka berusaha untuk menjaga tanah suci yang dicintai oleh Rasulullah sebagai bentuk ittiba' kepada Rasul. Sebagaimana yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid II Amirul Mukminin pada masa Kekhilafahan Ustmaniyyah. Beliau mempertahankan tanah Al Quds dari Teodor Hezl yang ingin membeli secuil tanah tersebut. Bahkan Sultan Abdul Hamid II mengusir Teodor Hezl dan membongkar niat busuknya yaitu ingin mendirikan negara Yahudi Zionis Isriwil di tanah Al Quds.
      Fakta tersebut membutikan bahwa aktivitas politik yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid II adalah bentuk ittiba'  kepada Rasulullah Muhammad pada aspek politik. Hal ini adalah hal yang alami dilakukan oleh seorang Muslim, sebab ia harus ber ittiba'  bukan hanya pada aspek ruhiyyah tetapi juga pada aspek politik, sebab Rasulullah adalah uswatun hasanah dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
      Sayangnya, aktivitas politik saat ini sangat jauh dari paradigma ittiba' pada Rasulullah. Buktinya, lebih dari 700 hari G4Z4 dibumi hanguskan oleh Isriwil, tidak ada satupun penguasa negeri muslim yang membantu mengusir penjajah tersebut. Hal ini adalah anomaly yang terjadi pada negeri Muslim serta kepemimpinan politik kaum Muslimin.
Wahn: Cinta Dunia dan Takut Mati
      Rasulullah Muhammad SAW telah mengingatkan umat akhir zaman terhadap penyakit hati yang sangat berbahaya yaitu wahn. Wahn adalah kondisi ketika mentalitas seorang Muslim lebih mencintai kehidupan dunia sehingga ia takut akan kemartian dan menafikkan tujuan hakiki adalah kehidupan akhirat. Wahn ini lahir dari pandangan yang salah terkait tujuan kehidupan. Ketika tujuan kehidupan seorang Muslimin adalah untuk mencapai kebahagiaan materi di dunia makai ia telah terjangkiti penyakit wahn. Penyakit ini lahhir dari aqidah sekulerisme, sebuah mindset yang salah dalam memandang dunia tidak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kecuali pada aspek ibadah saja. Akibatnya, kaum Muslimin mengabaikan syariat yang membahas tentang politik, yaitu kepemimpinan kaum Muslimin serta mengurusi kepentingan kaum Muslimin.
      Fakta ini terjadi pada penguasa negeri muslim hari ini. Mereka berdiam diri dan berlindung dibalik topeng negosiasi sebagai dalih membiarkan penjajahan di G4Z4. Bahkan mereka diam diam melakukan perjanjian Abraham yaitu perjanjian dagang dengan Isriwil di tengah penjajahan sedang berlangsung. Mereka dengan jelas membantu musuh kaum Muslimin untuk menghancurkan kaum Muslimin dan memusnahkan bumi Al Quds, tempat yang diistimewaan oleh bagian Rasullah Muhammad SAW.