Mohon tunggu...
Kurnia Deviwr
Kurnia Deviwr Mohon Tunggu... mahasiswi UNNES

diam bukan berarti pasif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan "Tantangan Lompat Ceria": Bermain Sambil Melatih Kelincahan Anak

11 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 10 Oktober 2025   23:41 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Anak melakukan pemanasan gerak lagu "Kanan-Kiri" (Sumber: Dokumentasi Pribati/Kurnia Devi)

        Siapa bilang melatih motorik kasar anak hanya bisa dilakukan lewat senam atau olahraga rutin? Di salah satu Taman Kanak-Kanak tempat saya melakukan observasi, kegiatan sederhana bernama Tantangan Lompat Ceria justru menjadi momen paling ditunggu anak-anak. Mereka bukan hanya bergerak aktif, tetapi juga belajar konsentrasi, keseimbangan, dan kerjasama dengan cara yang menyenangkan.

DARI GERAK MENJADI KECERIAAN

        Kegiatan ini berawal dari ide sederhana: bagaimana agar anak-anak dapat berolahraga sambil bermain. Banyak anak terlihat cepat bosan saat kegiatan fisik dilakukan berulang dengan pola yang sama. Dari situlah muncul gagasan menghadirkan permainan lompat yang bervariasi dan bertingkat kesulitannya, sehingga anak tetap tertantang sekaligus gembira.

        Permainan "Tantangan Lompat Ceria" terdiri atas tiga level: mudah, sedang, dan sulit. Setiap anak bergantian melompati cicncin tantangan sesuai petunjuk jejak kaki--kanan, kiri, atau kedua kaki lalu melanjutkan ke rintangan sesuai levelnya. Setelah berhasil, mereka menempelkan pin pencapaian di papan peringkat sebagai tanda keberhasilan.

LANGKAH-LANGKAH SERU DALAM PERMAINAN

Foto Anak melakukan pemanasan gerak lagu
Foto Anak melakukan pemanasan gerak lagu "Kanan-Kiri" (Sumber: Dokumentasi Pribati/Kurnia Devi)

        Kegiatan dimulai dengan pemanasan melalui lagu gerakan "Kanan-Kiri". Suasana langsung hidup; anak-anak mengikuti irama sambil menepuk, berputar, jongkok, dan melompat sambil berseru "Hore!". Lagu ini tidak hanya membuat tubuh siap bergerak, tetapi juga melatih konsentrasi dan koordinasi.

        Setelah itu, permainan inti dimulai. Anak-anak terlihat bersemangat menjalani setiap tantangan. Mereka tertawa ketika salah melompat, namun segera mencoba lagi agar bisa naik ke level berikutnya. Begitu berhasil, wajah mereka memancarkan rasa bangga saat menempelkan pin di papan peringkat.

Foto Anak menempelkan pin di papan peringkat (Sumber: Dokumentasi Pribati/Kurnia Devi)
Foto Anak menempelkan pin di papan peringkat (Sumber: Dokumentasi Pribati/Kurnia Devi)

        Sebagai penutup, dilakukan pendinginan dengan tepuk "Tepuk Senang". Tepuk ini membantu anak rileks kembali, sambil menegaskan bahwa kegiatan bermain bukan hanya tentang menang, tetapi tentang semangat mencoba dan bergembira bersama.

Foto Anak melakukan pendinginan tepuk
Foto Anak melakukan pendinginan tepuk "Tepuk Senang" (Sumber: Dokumentasi Pribati/Kurnia Devi)

ANAK AKTIF, GURU TERINSPIRASI

        Guru pendamping mengaku permainan ini sangat membantu dalam pembelajaran fisik-motorik. "Anak-anak jadi lebih fokus, mau menunggu giliran, dan bisa bekerja sama dengan teman. Mereka belajar aturan tanpa merasa sedang diajari,"ujarnya.

        Kegiatan ini juga memberi inspirasi baru bagi guru untuk mengembangkan permainan lain yang megasah kemampuan gerak, keseimbangan, serta kemandirian anak.

LOMPAT CERIA, BELAJAR GEMBIRA

        Melalui Tantangan Lompat Ceria, anak-anak tidak hanya berolahraga, tetapi juga belajar mengenal konsep level, mengikuti instruksi, dan menghargai usaha sendiri maupun teman. Aktivitas sederhana ini membuktikan bahwa bermain bisa menjadi sarana belajar tentang keberanian, keseimbangan, dan rasa percaya diri--nilai-nilai penting yang akan mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Kurnia Devi Wahyu Rahmadani

Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Semarang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun