Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pemburu Putri Duyung

20 Juli 2017   08:27 Diperbarui: 20 Juli 2017   09:01 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku ingin kau tidak bertanya mengapa. Patuhi saja apa yang aku minta. Ini untuk kebaikanmu semata"

Hanya itu yang disampaikan Meiji. Dia meninggalkan Junai sendirian bermain-main dengan senja. Pertemuan singkat itu, berhasil membuat pikirannya awut-awutan. Timbul pertanyaan dalam benaknya mengapa Meiji tiba-tiba memintanya seperti itu? Itu sedikit aneh bukan? Atau ada sesuatu yang Meiji sembunyikan dari Junai?

Bulan purnama sempurna menggantung di langit. Sinarannya menghibur malam. Awalnya Junai memutuskan untuk tidak berburu malam ini. Ada baiknya dia mematuhi seruan Meiji. Apalagi Meiji adalah perempuan yang dia cintai.

Namun malam ini Junai tak bisa tenang, dia amat gelisah. Bisa saja purnama kali ini putri duyung benar-benar muncul di permukaan laut. Dan dia tak ingin melewatkan itu. Malam sudah semakin larut, dia memutuskan untuk ke laut. Mengabaikan seruan Meiji senja tadi. Intuisinya berbicara kalau dia akan menemukan putri duyung malam ini.

Dari kejauhan dia melihat Meiji berjalan mengarah ke pantai. Sontak ia mengikutinya. Jangan-jangan ini semua ada kaitannya sehingga Meiji memintanya untuk tidak berburu malam ini. Begitulah firasat Junai. Masih dalam pantauan Junai, tatkala Meiji berada di bibir pantai. Dia melelehkan pandangannya ke sekelilingnya berharap tak ada seorang pun melihatnya. Meiji menceburkan diri ke dalam laut. Junai melihat dengan mata kepalanya sendiri Meiji perempuan yang paling dia cintai berubah menjadi putri duyung.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun