Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pemburu Putri Duyung

20 Juli 2017   08:27 Diperbarui: 20 Juli 2017   09:01 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mei, Aku mencintaimu. Aku ingin menjadi pacarmu"

Mei terkejut mendengar pengakuan Junai. Dia tidak langsung menjawab. Kembali ia mengalihkan pandangannya ke matahari senja yang sebentar lagi akan bersembunyi pada cakrawala.

"Kalaupun kau tak bisa menjawab sekarang. Aku akan selalu siap menunggumu"

"Bukan begitu Jun. Sebenarnya aku juga mencintaimu. Tapi aku tak suka jika kamu terus menjadi pemburu putri duyung. Terus terang saja aku tidaklah ingin punya pacar seperti itu. Dan juga walaupun kita saling mencintai, selamanya kita tidak akan bisa bersama. Dunia kita berbeda. Aku dan kamu juga berbeda"

Singkat padat dan jelas balasan Meiji. Junai hanya bisa tertunduk mencoba lapang dada. Ternyata keindahan senja di hari itu, tidak seindah balasan cintanya dari Meiji.

Sebenarnya Junai ingin menghentikan hobi gilanya itu sebagai pemburu putri duyung. Walaupun begitu tak mungkin Meiji akan berubah pikiran untuk menerima cintanya. Sekali Meiji bilang A selamnya akan tetap A. Dia amat konsisten dengan ucapannya. Itulah yang menjadi salah satu dari sekian banyak alasan mengapa Junai mengagumi Meiji.


Jikapun Junai disuruh memilih antara menjadi kekasih Meiji atau pemburu putri duyung. Dia akan tetap memilih menjadi pemburu putri duyung. Walaupun cintanya pada Meiji seperti tumpukan jerami memenuhi bangsal. Dia amat penasaran dengan putri duyung dan sangat mendambakan kelak nanti dia berhasil menangkapnya.

Awalnya sama saja dengan Sampar, dia enggang percaya kalau putri duyung itu ada. Namun setelah dia memperoleh ilham melalui mimpi entah itu mimpi dari Tuhan atau hanya permainan setan belaka. Dalam mimpinya dia mendapati sosok putri duyung. Awalnya dia membuntuti seorang wanita berjalan ke bibir pantai. Kemudian wanita itu menceburkan diri kedalam laut. Karena penasaran Junai juga ikut menyelam. Apa yang dia lihat? Wanita itu tiba-tiba menjadi putri duyung. Wanita itu menyelam sejauh mungkin ke dasar laut, Junai terus mengikutinya. Dia memasuki sebuah istana indah dan megah didasar laut. Sebenarnya Junai ingin terus mengikutinya. Namun semburat mentari pagi menyelinap di jendela kamarnya. Dengan terpaksa mimpi itu berakhir.

Aneh memang, mimpi itu membuatnya bertanya-tanya. Makin penasarannya lagi setelah mimpi itu dia ceritakan ke beberapa orang nelayan. Mereka membenarkan kalau putri duyung memang ada. Dan nenek moyang mereka yang juga nelayan sering melihat putri duyung di bibir pantai saat bulan purnama menerangi malam cahayanya memantul di lautan. Mereka juga berkesimpulan kalau bisa saja suatu hari nanti Junai melihat putri duyung seperti dalam mimpinya.

Karena cerita itulah sehingga Junai sangat berambisi untuk bisa menemukan putri duyung.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun