Mohon tunggu...
KURITABAYA
KURITABAYA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kuritabaya adalah buku cerita anak bahasa Jawa yang dilengkapi dengan fitur augmented reality dan berbentuk lift the flap

Buku cerita anak bahasa Jawa dengan judul "Mlaku-Mlaku ing Yogyakarta"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UM Berinovasi Ciptakan "Kuritabaya", Buku Anak Bahasa Jawa Berbasis Augmented Reallity

7 Agustus 2021   17:15 Diperbarui: 7 Agustus 2021   17:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesederhanaan metode pembelajaran dalam dunia pendidikan tentunya selalu membutuhkan keberadaan inovasi di setiap aktivitasnya. Adanya ancaman dan tantangan globalisasi mengharuskan adanya perubahan metode pembelajaran konvensional yang menyebabkan kurang efektifnya proses penyerapan dan pemahaman materi pembelajaran. Hal ini menimbulkan kewaspadaan dan kekhawatiran bangsa terhadap keberadaan bahasa daerah yang menjadi bahasa ibu untuk menjaga kelestariannya.

Api yang tengah menyala sebagai perumpamaan akan hangusnya kebudayaan bangsa, tentunya sangat membutuhkan tetesan air ketulusan dari jiwa nasionalisme dan patriotisme untuk mempertahankan kekayaan budaya Indonesua, tidak lain adalah dengan keberadaannya kelompok penggerak masa depan generasi bangsa, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang beranggotakan 5 orang dengan dipelopori oleh seorang ketua bernama Mufazatul Istiqomah berhasil menciptakan KURITABAYA yaitu buku inovatif yang menjadi media pendukung dalam proses pembelajaran berbasis teknologi Augmented Reality dengan desain Lift the Flap yang mengangkat bahasa dan budaya Jawa.

Ide ini muncul berdasarkan kondisi dan situasi cara belajar anak yang berbeda-beda, baik kinestetik, audio, maupun visual, yang bisa dipadukan menjadi satu kesatuan teknologi belajar yaitu Augmented Reality (AR), dimana siswa dapat mendengar, melihat, dan praktik langsung sehingga mempermudah penyerapan ilmu pembelajaran bahasa jawa di sekolah. Perpaduan model moveable book dengan desain “Lift the Flap Book” menambah ketertarikan anak untuk bermain sambil belajar, sehingga bisa meminimalisasi kejenuhan yang ditimbulkan saat proses belajar.

KURITABAYA menerbitkan series pertamanya dengan judul, “Mlaku-Mlaku ing Yogyakarta”. Maskot sekaligus tokoh utama KURITABAYA yang bernama Banu (Bahasa Nusantara) dan Dara (Budaya Nusantara) merupakan dua tokoh anak kecil yang sangat mendominasi cerita karena keantusiasannya dalam mempelajari bahasa dan budaya Jawa. Mereka akan mengajak pembaca berkeliling ke daerah-daerah yang ada di Jawa untuk mempelajari keanekaragaman budaya Jawa. Pengambilan latar series pertama “Yogyakarta” menjadi suatu ciri khas dan tujuan tersendiri. Pasalnya, kerap kali ditemui perbedaan dialek pemakaian bahasa jawa lokal antar daerah di Pulau Jawa, yang mendorong wajibnya keberadaan bahasa jawa baku sebagai solusi pemikiran munculnya sebuah media buku yang menonjolkan bahasa jawa baku standar sebagai konten dari cerita tersebut. Terlebih, “Yogyakarta” terkenal sebagai kota pengguna bahasa jawa baku standar sebagai dialek kesehariannya yang dijadikan panduan kiblat dalam berbahasa jawa di berbagai wilayah Pulau Jawa.

Mufazatul Istiqomah, selaku ketua tim pembuatan karya ini menampaikan, bahwasanya karya ini baru pertama kali diciptakan di Indonesia, melalui proses dan tahapan yang cukup panjang sejak bulan Juni 2021 lalu. Keunikan dari konsep yang dibawakan sebagai buku inovatif pertama sebagai media pembelajaran bahasa Jawa di Indonesia, menciptakan keantusiasan para siswa SD/Sederajat maupun selaku orang tua para murid untuk memiliki buku tersebut.

“Buku ini telah kami desain menarik dan unik dengan konsep moveable book berupa “Lift the Flap Book” yang berbasis teknologi AR dan disesuaikan dengan target pasar yaitu siswa SD/Sederajat dengan rentan usia 6-9 tahun berdasarkan kurikulum yang ditempuh di bangku sekolah dasar dengan topik pembahasan kelestarian lokal budaya dan Bahasa Jawa sebagai langkah inovatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran Bahasa Jawa”, ungkap ketua tim KURITABAYA tersebut.

“Berdasarkan survey pasar dan telah melakukan wawancara dengan Ibu Anis, selaku guru umum Sekolah Dasar Negeri 4 Sitirejo, Kota Malang, beliau mengungkapkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa relatif belum efektif dan terpantau bahwa jam pembelajarannya jauh lebih sedikit dari mata pelajaran lainnya. Sejauh ini pun menurut beliau, buku pelajaran bahasa Jawa masih konvensional, kurangnya buku yang lebih menarik dan interaktif sehingga meningkatkan potensi kejenuhan dalam belajar para siswa-siswi di SDN Sitirejo 4 Kota Malang ini. “Ungkap Nur Alfiyatuz, Manajer Pemasaran tim KURITABAYA usai berbincang-bincang dengan salah satu Guru SD di Kota Malang.

Permasalahan yang telah diungkapkan di atas, menjadi sebuah kesempatan emas bagi tim KURITABAYA dalam berwirausaha. Rencananya KURITABAYA akan terbit dengan beberapa series cerita yang berlokasi di daerah yang berbeda. Oleh karena itu, pantau media sosial KURITABAYA untuk mendapatkan update informasi terbaru di Instagram (@kuritabaya) dan pembelian yang dapat dilakukan melalui marketplace Shopee dan Tokopedia.

Hastag

AR, Augmented Reality, Lift the Flap Book, KURITABAYA, Kelestarian Lokal Budaya dan Bahasa Jawa, SD, #inovatif #buku #bukubahasajawa #bukulifttheflap #jawa #malang #sekolahdasar #kuritabaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun