“Kita tidak sedang membeli donat. Kita sedang mencari pelukan yang tidak pernah datang.”
Donat Pinkan Mambo viral. Tapi bukan karena rasanya.
Donat itu menyentuh lapisan lain: nostalgia masa kecil, luka kolektif, dan kebingungan publik tentang mana yang “kasihan” dan mana yang “jujur”.
Tapi mari kita tidak berhenti di gosip.
Mari kita lihat lebih dalam: lewat lensa psikologi, somatik, dan spiritualitas.
Kenapa Donat Bisa Begitu Menggoda Saat Kita Lelah Emosional?
Riset Harvard Health Publishing (2020) menjelaskan: makanan tinggi gula dan lemak memicu dopamin dan endorfin hormon yang bikin nyaman… sebentar.
University of California (2013) menambahkan, setelah lonjakan gula, tubuh crash, dan justru makin cemas, capek, dan moody.
Polanya seperti ini:
Trigger emosi → merasa kosong/overwhelm
Makan comfort food → rasa “lega” sesaat
Crash → rasa bersalah dan ingin lagi