Mohon tunggu...
Kumil Laila
Kumil Laila Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

5 Isu Strategis Membumikan Pancasila

22 November 2017   08:50 Diperbarui: 22 November 2017   08:58 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.linkedin.com/in/anwar-hidayat-9b3b9a76

Menurut Bapak Yudi Latif, Ph. D dalam Seminar Nasional yang berjudul Isu Strategis Membumikan Pancasila (Sebuah Refleksi dalam Menciptakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa) pada tanggal 21 November 2017 di UIN Malang, jika kita ingin mengaktualisasi pancasila ada 5 Isu Strategis Membumikan Pancasila , antara lain:

1.Pemahaman Pancasila

Kita harus mereaktualisasi pemahaman pancasila. Banyak kesalahpahaman pada pancasila, seolah-olah pancasila menjadikan agama.

2. Inklusi Sosial

Kita harus mengembangkan inklusi sosial. Kerapatan, kerukunan sosial. Indonesia itu merupakan masyarakat majemuk. Maksudnya masyarakat tunggal, multikultural dari berbagai etnis atau ras. Masyarakat ini terbiasa mengembangkan sikap hidup. Akan tetapi, menurut bapak Yadi sikap kita itu masyarakat tunggal, tetapi mengembangkan sikap hidup monokultural saja. Hanya bergaul dengan sesama etnis, sesama agama. Sehingga kita harus membiasakan sosioemosional kita.

3. Keadilan Sosial

Keadilan sosial harus dipermainkan, karena keadilan, kesenjangan sosial yang lebar bukan wahana yang kondusif untuk mengapreasikan kemajemukan. Menurut bapak Yadi Kesenjangan mereka itu menhadirkan kecemburuan sosial.

4. Pelembagaan Sosial

Bagaiman pancasila itu menjadi akhirnya secara konsisten? Yaitu, dijabarkan kedalam visi, misi, politik, konstitusi, hukum, kebudayaan, dan lain-lain.

5.Keteladanan Pancasila

Orang bilang keteladanan pancasila itu terlalu banyak diungkapkan, tetapu isinya keteladanan-keteladanan yang banyak. Mengenai hal ini, bapak Yadi ingin menjabarkan. Kenapa ya, Nabi Muhammad sesudah tidak ada ratusan tahun, tetapi sampai detik ini suri tauladannya masihbkita kembangkan, kita hayati, dan kita gemakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun