Mohon tunggu...
Muhammad Fachri Darmawan
Muhammad Fachri Darmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Alma Matters.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Pasti Adalah Ketidakpastian

25 Juli 2017   11:43 Diperbarui: 25 Juli 2017   11:51 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Seperti biasa pak, banyak masalah dan berat tanggung jawab!. Dengan nada sedikit meninggi seperti ingin berteriak meluapkan segala amarahnya.

"Kau datang kesini untuk melepaskan itu semua?"

"Ya, begitulah".

"Terkadang, ketika ingin menghanyutkan segala beban masalah, kita perlu menyendiri dan menggapai kesendirian, tetapi pada satu kondisi kita tak bisa menghanyutkannya, kita butuh orang lain untuk melenyapkannya". Ujar Pak Dutron dengan kebijaksanaannya.

Dorberg kembali diam termanggu dengan sebatang rokok yang mulai habis dihisapnya. Ia merenungkan perkataan Pak Dutron, yang sangat sederhana tetapi sangat menancap di hatinya.

Tidak lama kemudian, Pak Dutron pergi sambil menghisap rokok di mulutnya yang dibalut dengan bibir tebal berwarna hitam. Kembali, ia sendiri di sana, tetapi, kejadian yang 10 jam lalu menimpanya, seolah-olah terkikis oleh pembicaraan singkatnya dengan Pak Dutron. Ia mulai merasa bahwa kejadian 10 jam yang lalu menguap dengan sendirinya.


Rokok yang dihisapnya mulai habis, tidak ada sisa pula di bungkus rokoknya. Ingin rasanya ia pergi dari sana, tetapi ia tak tahu harus kemana. Kupu-kupu yang hinggap di tanaman di sampingnya mengingatkannya kembali pada pekerjaannya. "Andaikan bisa seperti kupu-kupu yang bisa terbang kemana-mn dengan membawa keindahan di dalamnya, kebebasan dengan keindahan yang tercipta di dalamnya, alangkah nikmatnya".

Dengan tergesa-gesa, Dorberg pergi meninggalkan pelataran gedung tua dan tak tahu kemana. Ingin bertemu orang-orang yang disayanginya, tetapi itu hal yang sangat sulit, karena pada dasarnya Dorberg adalah individu yang tidak percaya akan kejujuran setiap manusia. Ingin berkumpul dengan teman-teman yang berjuang bersamanya pada saat kuliah, itu juga sangat sulit karena tak tahu dimana mereka berada. "Ah, dunia ini penuh dengan kesulitan dan kehampaan, tidak ada rasa dan tidak ada asa, kita ini seperti kaktus yang berusaha tumbuh di dataran tinggi pegunungan!".

Hanya kesulitan dan ketidakpastian yang abadi di dunia ini, hanya kebahagiaan dan kepastian yang sumir di dunia ini. Apa yang kurasakan saat ini adalah secuil masalah bagi manusia yang ada di dunia ini, tetapi dengan itu, segalanya dapat merubah perspektif manusia dalam waktu yang singkat terhadap dunia ini. Kita mengharapkan bahwa semua sesuai dengan persepsi kita. Kita mengharapkan bahwa semua harus sesuai dengan keinginan kita. Dunia ini penuh ketidakpastian, segala persepsi dan keinginan tiada tempat di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun