Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Membandingkan Politik dan Kebijakan Energi Jerman dan Indonesia

22 Maret 2018   19:41 Diperbarui: 25 Maret 2018   00:47 4523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Partai politik di Jerman lebih memiliki kejelasan arah kebijakan energi dan lingkungannya dibandingkan partai politik di Indonesia. Arah kebijakan energi atau lingkungan partai di Jerman bahkan mampu menghentikan sebuah koalisi pemerintahan, sedangkan kebijakan energi lingkungan partai politik Indonesia tidak pernah terekspos jelas arahnya, sehingga tidak heran bila kritik atau demonstrasi pelecehan khusus kebijakan energi dan lingkungan lebih jarang terdengar dan terbaca. 

Kepelikan Kebijakan Energi Indonesia

Bagi yang berkecimpung di dunia energi, baik itu di hulu maupun di hilir, tentu dapat melihat bahwa urusan energi bukan hanya urusan mencari sumbernya saja. Ingatkan, usaha pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran sumber bio energi melalui penanaman Jatropha Curcas alias Jarak Pagar yang berakhir tak tentu?

Usaha untuk mengembangkan bio diesel dari tanaman Jarak Pagar ini membuat presiden SBY akhir Februari 2007 menurunkan 10 Milyar bantuan kepada masyarakat Desa Tanjung Harjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tapi ternyata nasib dari tanaman Jarak Pagar ini 5 tahun kemudian di tahun 2012 tidak lagi terdengar.

Ternyata, petani di Grobogan memang telah menanam 1200 hektar kebun jarak pagar namun tidak bisa dikirim ke pabrik biodiesel. Karena kemudian, baru disadari bahwa antara penelitian pilot dan praktek, harusnya ada infrastruktur yang harus disiapkan, dengan kata lain ooo .... ternyata kurang pasokan.

Euforia penelitian terlalu dini di hulu membutakan studi kelayakan secara holistik sampai tingkat produksi. Nasi memang kemudian menjadi bubur, petani penanam tanaman jarak pagar ini hanya bisa gigit, pemandangan jarak pagar yang kemudian layu di ladangnya karena tak dipanen ini adalah hasil akhir sebuah studi prematur.

Elaborasi antara tujuan dan praktek kebijakan Energi di sini, tak memiliki benang merah yang jelas untuk semua pihak yang terlibat, sehingga akhirnya pun tidak happy end. Saya tidak tahu apakah arah kebijakan energi Indonesia dalam hal ini sesuai dengan arah kebijakan partai, karena di Indonesia warna partai dalam urusan energi dan lingkungan semua sama abu-abu.

Kebijakan Energi dan Lingkungan Jerman

Di Jerman urusan Kebijakan Energi dan Lingkungan bisa menjadi sangat sensitif bahkan dapat mempengaruhi Pemilu dan Politik. Mungkin, sudah dengar ya bahwa beberapa saat yang lalu Pemerintah Pusat Jerman direpotkan dalam urusan membentuk Kabinet dan Pemerintahan?

Nah, Pemilu Jerman memang sudah terlaksana di bulan Oktober 2017 dan sudah ada pula pemenang partainya. Namun, karena pemenang Pemilu hasilnya tidak terlalu gemilang, maka tidak bisa membentuk Pemerintah dan Kabinet sendirian, harus koalisi dengan partai lain.

Di sinilah semua kerepotan dimulai, awalnya pemenang Pemilu CDU (partainya Merkel) akan berkoalisi dengan 2 partai kecil FDP dan Grne. Namun, karena perbedaan Kebijakan Energi, LIngkungan dan Imigran ini membuat mereka gagal berkoalisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun