Mohon tunggu...
Kristofer Sahala
Kristofer Sahala Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang berumur 21 tahun dan mulai memasuki tahap semester akhir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Citra Perempuan dalam Media

9 April 2021   15:22 Diperbarui: 9 April 2021   15:39 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bias gender terhadap citra perempuan dalam media memiliki urgensi yang cukup tinggi karena banyak perempuan yang merasa dirinya selalu kurang dan tidak bisa menjadi diri sendiri, sehingga kontrol terhadap dirinya sendiri tidak dimiliki sepenuhnya melainkan harus menyesuaikan dengan kategori khalayak banyak dalam media. 

Wanita pun dijadikan objek pemuas visualisasi para laki-laki karena setiap lekuk tubuhnya yang seksi dan paras yang dimilikinya di tampilkan pada sosial media sehingga seksisme pun masif di dalam sosial media dan rentan terjadinya pelecehan seksual secara verbal maupun non verbal.

Secara harfiah Bias menurut KBBI adalah simpangan, bias termasuk kedalam aspek psikologis yang didefinisikan sebagai prasangka terhadap keputusan yang telah dipengaruhi oleh keyakinan tertentu. 

Konsep bias tersebut dapat diartikan sebagai simpangan yang menimbulkan prasangka terhadap keputusan yang telah di pengaruhi oleh keyakinan yang telah ditentukan dan membentuk paradigma akan kesempurnaan terhadap segala keputusan yang diambil tanpa memikirkan kerugian yang terjadi.

Gender menurut H.T Wilson adalah sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. Demikian juga Lindsey menganggap bahwa konsep gender adalah ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang itu laki-laki atau perempuan. 

Jadi dengan demikian konsep gender digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari pengaruh sosial budaya, yakni bentuk rekayasa masyarakat (social conctruction) bukan dalam bentuk kodrati (Umar, 1999).

Perilaku bias gender muncul karena ketidakadilan gender (Gender Inequality). Faktor ini diakibatkan karena sistem dan struktur sosial yang menempatkan kaum laki-laki dan perempuan pada posisi yang merugikan. 

Pandangan kaum feminis menegaskan bahwa munculnya konsep ini karena konsep gender dan konsep dimaknai sama oleh sistem dan struktur itu sendiri. Berbagai bentuk ketidakadilan gender tersebut adalah: marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan (violence) dan beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (double burden) (Faqih, 1996).

Marginalisasi adalah suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Konsep ini muncul karena konsep gender dimaknai sama dengan sex. Anggapan ini menempatkan perempuan di era modernisasi teknologi sebagai sosok yang harus sempurna secara fisik dan menyingkirkan bahakan mengintimidasi perempuan yang tidak sesuai kategori sempurna yang ditetapkan oleh orang banyak di dalam media sosial.

Subordinasi bermakna suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh suatu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.

Stereotipe atau pelabelan negatif adalah pemberian citra baku/ label/ cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun