Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyuman Itu...

15 Juni 2021   12:45 Diperbarui: 15 Juni 2021   12:54 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : m.dream.co.id

       Melihat awan bersorak ceria di sore hari, membuat diriku pengen nyamil. Makanan itu begitu malted hingga aku pun bergerak mengambil kunci. Namun tiba-tiba kebanggaan dan arogansiku lenyap ketika melihat senyum polos dan kata-kata yang menenangkan dadaku yang berdegup.

        Namaku, James. Seorang yang suka berpetualang dengan motor butut yang menurutku klasik dan unik, sepeda CB kesayanganku. Touring dan trek-trekan menjadi hobi yang menyenangkan yang tak terpisahkan dalam diriku. Sore ini, tiba-tiba keinginanku untuk menikmati malted coklat kesukaanku menjadi tak terbendungkan. Tanganku sibuk mencari gantungan kunci motor, lalu kakiku menginjak starter menuju ke market dekat rumah. Di market itu, ternyata snack yang aku idam-idamkan habis. Akhirnya ku relakan diri untuk menuju market yang agak jauh. Aku ingin jalan pintas dan cepat, akhirnya aku putuskan melewati gang yang hanya kendaraan roda dua saja yang bisa masuk. 

         Kebiasaan kebut-kebutan membuatku lupa bahwa memasuki gang yang jalannya sempit.
Tak berselang lama, aku pun menekan keras rem depan dan belakang, namun tak membuatku terpanting karena tubuhku yang besar bisa menjaga keseimbangan.  Dadaku berdebar-debar kaget, hampir saja  mau menabrak anak kecil dengan sepeda federalnya.

"Maaf mas ... " anak kecil itu tersenyum

Rasa kaget dan rasanya ingin marah pun tiba-tiba lenyap dari pikiranku, melihat wajah polos dan ucapannya yang menyentuh hati.

"Lain kali hati-hati ya ..." tukasku, sambil masih terpaku karena kaget

Sebenarnya, anak itu juga kaget, namun dia menyembunyikan di balik senyuman

"Iya mas ... terimakasih" sambil berbelok dan di temani dua orang temannya yang juga sama-sama membawa sepeda.

          Aku pun berusaha untuk mengumpulkan kekuatan dengan menarik nafas panjang. Syukurlah semua baik-baik saja. Memang aku yang salah, tak sepantasnya untuk unjuk ketrampilan berkendara di sini. Bukan tempatnya dan hampir saja mencelakai orang. Ego ku yang tinggi seringkali membuatku arogan, namun kali ini meleleh dengan senyuman anak itu, apalagi kata-katanya yang menenangkan.

Image : gilemodifikasi.blogspot.com
Image : gilemodifikasi.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun