Mohon tunggu...
Kristina Anggraini
Kristina Anggraini Mohon Tunggu... -

Student of Psychology Ciputra University.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar itu “Membuat Kita Bodoh”

20 Mei 2015   14:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:47 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Makanya belajar... biar pintar”.

Wow, kata-kata itu tentu bukan hal yang asing di telinga kita. Di luar sana, banyak sekali orang mengatakan hal-hal seperti itu, seakan-akan ketika kita belajar – kita pasti pintar. Semudah dan sepraktis itukah? Bagi saya, belajar itu justru membuat kita “merasa bodoh”. Belajar justru membuat kita merasa bahwa kita tidak tahu apa-apa.

Mari kita refleksikan bersama-sama, banyak sekali metode belajar yang diterapkan oleh masing-masing individu, misalnya dengan cara membaca, mendengarkan, mengamati, menghafal, experience, diskusi, trial error, atau justru membangun community of inquiry. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar dari cara belajar tersebut. Semua tergantung tujuan tiap individu. Tetapi bagi saya, salah satu metode belajar yang efektif adalah dengan membangun community of inquiry. Kita membentuk komunitas yang terdiri dari individu-individu yang melabel dirinya sebagai “inquirer” bahkan mengeksplor lebih dari apa yang diharapkan.

Coba kita bayangkan! Dalam menjalankan community of inquiry untuk mempelajari topik tertentu akan menghasilkan banyak sekali ide dan hasil eksplorasi yang beragam. Partner kita melakukan eksplorasi dan kita juga melakukan eksplorasi. Tetapi saat sharing seringkali hasil yang didapat berbeda. Bahkan saat partner kita sharing, kita akan “merasa bodoh” dulu, dan menjalani proses akomodasi dan asimilasi sebelum kita menjadi “pintar”. Kenapa demikian? Kok bisa sih? Menurut saya, karena ketika kita belajar, kita jadi tahu bahwa kita tak tahu banyak. Paradigma tersebut menstimulasi kita untuk mencari tahu lebih. Kita sadar kita “bodoh” karena kita masih belum tahu banyak dan hal itu membuat kita semakin haus akan pengetahuan. Alhasil, kita akan terus dan terus belajar. Itulah alasan kenapa belajar itu disebut proses karena kegiatan belajar itu tidak pernah berhenti.

Dalam belajar, penting sekali yang namanya purpose. Sebenarnya tujuan dari belajar apa, misalnya sekadar cari nilai. Apa itu salah? Oh, TIDAK. Apa hal itu akan membuat kualitas kerja jelek? Hmm, bukan suatu jaminan. Tetapi ketika purpose dalam belajar itu hanya sebatas nilai, maka fokus kita berarti hanya pada nilai saja. Kita tidak akan menikmati esensi dari belajar itu sendiri. Bahkan, value dan benefit dari pembelajaran pun tidak dapat dirasakan atau mungkin terlihat memudar.

Sebagai mahasiswa yang baru saja menyelesaikan satu mata kuliah yang berkaitan dengan entrepreneurship curriculum, saya memiliki purpose tersendiri ketika saya belajar. Saya ingin menyerap, menggali, dan membagikan ilmu sebanyak mungkin untuk diterapkan dalam dunia bisnis dan pendidikan sesuai dengan passion saya. Benefit yang saya dapatkan dalam pembelajaran cukup banyak, diantaranya saya bisa mengelaborasikan beberapa ilmu, saya bisa mengeksplor diri saya lebih, saya bisa menjalin relasi dengan komunitas internal dan eksternal, dan banyak benefit lainnya. Bahkan saat pengerjaan tugas maupun saat pembelajaran di kelas saya merasa ada beberapa value yang dominan, seperti kreativitas, respect, responsible, dan fun. Belajar itu benar-benar menyenangkan dan membuat kita "BODOH"! So, never stop learning to be a better you!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun