Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gustavo Gutierrez: Musa Pembebas dari Amerika Latin

12 Januari 2021   11:12 Diperbarui: 12 Januari 2021   12:38 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gustavo Gutierrez menemui Paus Fransiskus. Sumber: www.vaticannews.va.

Dalam mengadopsi konsep Marxis, Gutierrez tidak hanya meminjam secuil konsep analitis, tetapi lebih melibatkan nilai-nilai, pilihan-pilihan etik atau politik -- peduli terhadap orang miskin -- dan utopia-utopia futuris, yakni unsur profetis tentang suatu societas tanpa kelas dan nir-penindasan. 

Oleh karenanya, Gustavo Gutierrez menganggap Marxisme bukan hanya menyediakan suatu analisis ilmiah untuk suatu pembebasan, tetapi juga suatu kehendak perubahan sosial yang utopis-konkret. 

Gutierrez sendiri diilhami bukan karena teks-teks 'diamat' (dialektika materialisme) a la Soviet, melainkan lebih tertarik pada "Marxisme Barat" yang sering disebut neo-liberalisme. Tema-tema tertentu yang dikemukakan Gutierrez dan digabungkan dengan analisis Marxis adalah humanisme, keterasingan, praxis dan utopia.

Pawai Exodus -- Keselamataan "Berjemaah" 

Sejarah perjuangan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir ada dalam rengkuhan teologi keselamatan komunal. Keselamatan dan pembebasan yang diterima oleh bangsa pilihan-Nya, bukanlah penyelamatan jiwa orang per orang, melainkan sebuah penebusan dan pembebasan keseluruhan rakyat (berjemaah) dari berbagai bentuk perbudakan dan penindasan. 

Kitab Keluaran telah menyodorkan kepada kita mengenai kisah iman bangsa pilihan Yahwe yang diselamatkan justru dalam lingkup komunal. Seperti orang yang hendak berjemaah -- beramai-ramai, komunal, barengan -- visi teologi pemebebasan berupaya membebaskan rakyat dari keterbelengguan akan penindasan dan keterasingan di rumah sendiri. 

Upaya untuk mencapai pembebasan dan keselamatan selalu dalam koridor komunal dan demi kesejahteraan bersama (bonum commune). Dalam pandangan ini, orang-orang miskin tidak boleh terus-menerus menjadi sasaran belas kasihan dan kedermawaan, akan tetapi -- sebagai budak-budak Ibrani -- harus menjadi pelaku yang memperjuangkan kebebasan mereka sendiri. 

Yang menjadi penting adalah bahwa orang tidak perlu menunggu datangnya penyelamatan dari atas. Allah akan hanya menjadi "bidan" saat saat kita berjuang melawan penindasan dan tekanan. Selebihnya, tenaga dan power lainnya ada pada dia yang bersalin -- hendak melepaskan sesuatu agar bebas dari apa membuatnya merintih kesakitan. 

Jika kita sebagai orang yang tertindas tidak mau berusaha keluar dari keterkungkungan belenggu penindasan -- merasa adem-adem saja -- harapan pembebasan hanya akan menjadi masa depan yang selalu di tatap dan tidak pernah kesampaian. 

Keselamatan sesungguhnya bangsa Israel dalam guratan sejarah tidak tergantung pada siapa-siapa (Musa), tetapi lebih pada komitmen bersama mereka. Penolakkan Gutierrez atas ideologi pembangunan -- yang sejatinya tidak jauh berbeda dengan reformisme dan modernisasi -- membuka sebuah pawai Keluaran dari tanah Mesir Baru, yakni penindasan dan kemiskinan.

Pawai Pembebasan di Rumah Sendiri (Amerika Latin) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun