Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Keadilan Merupakan Sebuah Pemberian (A Gift)

26 Oktober 2020   20:33 Diperbarui: 26 Oktober 2020   20:42 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ide keadilan Derrida kemudian digambarkan sebagai sebuah pemberian. Sebuah pemberian yang murni tidak dihubungkan dengan berbagai perhitungan (to any calculus), ekonomi (to any economy), dialektik (to a dialectic), atau pada seperangkat pertukaran (to a set of exchanges). Bagi Derrida, pemberian adalah sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan (something which cannot be reappropriated). Oleh karena itu, bagi Derrida,

"Pemberian adalah sesuatu yang tidak pernah tampak sebagai sesuatu dan pemberian tidak pernah sama dengan ucapan terima kasih, tidak sama dengan berbagai kompensasi, atau hadiah. Ketika pemberian itu diberikan, pertama-tama, tidak ada ucapan terima kasih yang sepadan dengan pemberian itu sendiri. Pemberian adalah sesuatu yang tidak bisa kalian setarakan dengan rasa terima kasih."

Derrida memperlihatkan empat kondisi ketika berbicara mengenai pemberian. Pertama, tidak ada kondisi timbal balik (there can be no reciprocity). Seseorang tidak dituntut untuk mengembalikan atau membalas pemberian yang diterima. Jika, terjadi demikian, pemberian itu ada dalam lingkaran pertukaran (a return would enter into or establish an 'economic' cycle). 

Kedua, si penerima tidak harus mengakui pemberian sebagai sebuah pemberian; karena jika mengakui, maka di sana ada hutang yang perlu dilunasi. Ketiga, si pemberi tidak harus mengakui pemberiannya; karena jika ia mengakui, hal itu berarti ia menarik kembali secara simbolis apa yang telah ia berikan dan keempat, sebuah pemberian tidak boleh tampak sebagai sebuah pemberian. Jika pemberian itu tampak sebagai sebuah pemberian, maka hal itu akan jatuh pada logika pertukaran.

Menurut Derrida, pemberian diri secara gratis, yakni tanpa pamrih atau harapan untuk menerima ganjaran atau balas jasa adalah perbuatan moral yang tertinggi. Akan tetapi, pertanyaannya "Apakah perbuatan semacam itu mungkin?" Derrida memberi dua jawaban atas pertanyaan ini. Pertama, pemberian yang benar-benar gratis mungkin hanya dari pihak Tuhan. Akan tetapi, kelihatannya pemberian itu tidak riil karena kita tidak menyaksikannya. 

Oleh karena itu, suatu pemberian yang sungguh-sungguh murni kelihatannya tidak mungkin. Kedua, agar si penerima bisa menerima suatu pemberian sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh gratis, perlu supaya pemberi itu tinggal tersembunyi, tak kelihatan, sehingga si penerima pemberian tidak merasa wajib membalas suatu pemberian. Hal ini berarti bahwa si pemberi dengan sengaja melupakan apa yang telah ia berikan.

Ketika seseorang mengatakan terima kasih atau mengucapkan terima kasih atas pemberian yang ia terima, sebetulnya ia tengah membatalkan pemberian dan ia juga tengah merusak tindakan memberi itu sendiri dengan berusaha menawarkan sesuatu yang setara. Pemberian justru dibatalkan ketika kita mengatakan terima kasih.

 Di sana, si penerima secara tidak langsung hendak mengembalikan apa yang telah diberi ketika ia mengatakan terima kasih. Inilah yang dinamakan dengan lingkaran yang melingkupi pemberian. Sejatinya, ketika seseorang mengucapkan terima kasih kepada si pemberi, di sana sudah terjadi lingkaran saling memberi, di mana si pemberi menuntut kembali atau menuntut balasan atas apa yang telah diberikan.

Pemberian adalah sesuatu yang tidak mungkin. Derrida mengatakan bahwa "Segera sesudah pemberian itu nampak sebagai sebuah pemberian, dalam arti pemberian, hal ini tidak lain membatalkan pemberian itu sendiri. Hal ini memperlihatkan kembali lingkaran pertukaran dan menghancurkan pemberian." 

Dalam pengertian Derrida, pemberian adalah tidak mungkin. Pemberian sebagai hal yang tidak mungkin tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Tidak mungkin berarti kita tidak dapat menempatkan konsep pemberian pada kategori tertentu di mana dari kategori tersebut kita pakai sebagai sebuah landasan. Pemberian sejatinya melampaui logika pertukaran dan struktur yang dipahami manusia.

Pemberian harus melampaui lingkaran gerak untuk memiliki kembali dan melampaui lingkaran terima kasih. Menurut Derrida, bila pemberian menampilkan diri atau ditampilkan sebagai pemberian, maka akan segera disertai ucapan terima kasih dan pengakuan. Hal ini, dengan sendirinya telah meniadakan pemberian itu sendiri. Pemberian memang suatu kegilaan. Ia menyebabkan krisis bagi rasio dan hukum. Krisis terjadi karena rasio dan hukum pada dasarnya hanya bisa dipahami melalui logika timbal-balik atau pertukaran.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun