Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jenaka: Merawat Stamina Saat Pandemi

22 Oktober 2020   19:43 Diperbarui: 22 Oktober 2020   20:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tapi, saya sendiri kecewa dengan keputusan Aziz Gagap untuk pensiun dari portal jenaka OVJ. Aziz hendak fokus mengurus pesantren. Ada transformasi, dari jenaka menuju keseriusan.

Merawat jenaka adalah salah satu strategi menangkal persoalan. Pendekatan dengan model menghidupkan karakter jenaka diyakini sudah memberi kontribusi positif dalam penyelesaian persoalan. 

Kita mungkin masih ingat saat dimana Presiden Joko Widodo mengundang 14 pelawak (termasuk Aziz Gagap) ke istana. Presiden kala itu mengundang ke-14 pelawak tersebut untuk makan malam bersama dan sekadar santai. "Sepertinya bapak capek dan ingin tertawa bareng para pelawak," kata seorang pegawai istana.

Di saat Jokowi mengundang ke-14 pelawak ke istana presiden, politik tanah air tengah memanas. Majelis Kehormatan Dewan (MKD) tengah sidang membahas pelanggaran kode etik DPR dengan terdakwa Ketua DPR RI Setya Novanto. 

Strategi Presiden merupakan salah usahanya menyindir MKD yang terlalu lamban dan bertele-tele membuat keputusan atas pelanggaran etik di DPR. Politik jenaka diperlukan di tengah situasi tegang, gerah, dan menjenuhkan.

Karakter jenaka sejatinya menjadi produk yang laris diminta untuk menjadi wasit di antara sisi yin dan yang kehidupan kita. Ketika nuansa negatif menguasai pikiran seseorang, sebaiknya cepat-cepat mengkonsumsi unsur-unsur jenaka. 

Perlu disadari, menciptkan ruang jenaka adalah sebuah pekerjaan ekstra. Hal ini mengingat banyak orang berkomitmen untuk menolak yang tidak terlalu serius (sifatnya ngejoke).

Karakter jenaka yang ada dalam diri seseorang, bisa berupa sebuah perangkat bawaan plus berkembang melalui training. Misalkan, Azis Gagap, selalu berperan sebagai orang yang gagap dalam acara Opera van Java (OVJ). 

Azis memerankan diri sebagai yang gagap justru karena ia ingin meneruskan sesuatu yang tak terlihat dalam dirinya. Kegagapannya akhirnya melahirkan banyak hal, terutama kelanggengannya dalam menghidupi peran.

Merawat jenaka tentunya memerlukan waktu dan ruang untuk terus dipugar dan diperbarui. Jika tidak, skill ngejoke dan materi joke yang dipersiapkan akan pudar dan pelan-pelan hilang.

Upaya untuk merawat karakter jenaka ini tentunya perlu disupport melalui event atau show-show akbar di berbagai tempat. Stand up Comedy, misalnya telah menghibur jutaan orang di tanah air. Ini jenis terapi yang paling mujarab untuk generasi millenial dan baby boomers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun