Mohon tunggu...
Krista Angela Lianajaya
Krista Angela Lianajaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tertarik dengan macroeconomics dan finance

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Foundational Strategies: Essential Components for Successful Planning and Management

11 April 2024   12:26 Diperbarui: 11 April 2024   12:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Management, Global Edition (15th Edition)

Untuk memahami konsep dari Foundational Strategies, kita harus terlebih dahulu memahami fondasi dari perencanaan dan bagaimana manajemen strategi bekerja. Dengan begitu, kita bisa menentukan komponen esensial apa yang menjadi penentu/tolak ukur keberhasilan suatu perencanaan atau manajemen. Pada artikel kali ini, penulis akan membagi pembahasan ini menjadi 2 bab yang masing-masing akan terdiri dari beberapa sub-bab.  Artikel ini cenderung lebih banyak dan lebih panjang dibandingkan artikel sebelumnya, kaena penjelasan akan dijelaskan dengan lebih rinci.

A. FONDASI DARI PERENCANAAN  

Perencanaan (Planning) adalah proses mendefisikan tujuan/sasaran organisasi, bagaimana menetapkan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan hierarki rencana yang komprehensif untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan. Maka, hal ini berkaitang dengan tujuan (apa yang harus dilakukan) dan sarana (bagaimana hal itu harus dilakukan). Dalam prposes ini, tentunya semua manajer melakukan perencanaan).

4 Alasan Mengapa Manajer Melakukan Perencanaan :

1. Perencanaan memberikan arahan kepada manajer dan karyawan.

2. Perencanaan mengurangi ketidakpastian.


3. Perencanaan meminimalkan pemborosan dan redundansi.

4. Perencanaan menetapkan tujuan atau standar yang digunakan dalam pengendalian.

Macam-Macam Jenis Perencanaan :

1. Strategic vs Operational Plans 

Rencana strategis (strategic plans) adalah rencana yang diterapkan pada seluruh organisasi, yang menetapkan tujuan organisasi secara keseluruhan, dan yang berupaya memposisikan organisasi dalam kaitannya dengan lingkungannya. Rencana Operasional (Operational Plans) adalah rencana yang merinci bagaimana tujuan keseluruhan ingin dicapai. Rencana strategis dan operasional berbeda dalam kerangka waktunya, ruang lingkupnya, dan apakah rencana tersebut mencakup serangkaian tujuan organisasi yang diketahui atau tidak. Rencana operasional cenderung mencakup periode waktu yang lebih singkat. Sementara, rencana strategis cenderung mencakup jangka waktu yang panjang (biasanya lima tahun atau lebih).

2. Long-term vs Short-term Plans

Rencana jangka pendek (Short-term Plans) adalah rencana yang mencakup kurang dari satu tahun. Jangka waktu apa pun yang melebihi lima tahun diklasifikasikan sebagai rencana jangka panjang (long-term plans).

3. Specific vs Directional Plans

Rencana khusus (specific plans) adalah rencana yang mempunyai tujuan yang jelas, sehingga tidak ada ambiguitas dan tidak ada masalah dengan kesalahpahaman. Rencana terarah (directional plans) adalah rencana yang mengidentifikasi pedoman umum, dimana prinsip-prinsip ini memberikan fokus, tetapi tidak mengunci manajemen pada tujuan-tujuan tertentu atau tindakan-tindakan tertentu.

4. Single-use vs Standing Plans 

Rencana sekali pakai (single-use plans) adalah rencana satu kali yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan situasi unik. Sebaliknya, rencana tetap (standing plans) adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan berulang kali. Rencana tetap mencakup kebijakan, aturan, dan prosedur.

Faktor Kontingensi dalam Perencanaan

Pada bagian ini, kita akan mengidentifikasi 3 faktor kontingensi yang mempengaruhi perencanaan. Faktor-faktor ini antara lain : 

1. Tingkat dalam Organisasi

Sumber II: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber II: Management, Global Edition (15th Edition)

Gambar di atas mengilustrasikan hubungan umum antara tingkat manajerial dalam suatu organisasi dan jenis perencanaan yang dilakukan. Secara umum, perencanaan operasional mendominasi aktivitas perencanaan manajer tingkat bawah. Ketika manajer naik dalam hierarki, peran perencanaan mereka menjadi lebih berorientasi pada strategi. Upaya perencanaan yang dilakukan oleh para eksekutif puncak organisasi besar pada dasarnya bersifat strategis. Dalam bisnis kecil, tentu saja, pemilik-manajer perlu melakukan keduanya.

2. Tingkat Ketidakpastian Lingkungan

Semakin besar ketidakpastian lingkungan, semakin banyak rencana yang harus diarahkan dan ditekankan pada jangka pendek. Ketika ketidakpastian lingkungan hidup tinggi, rencana spesifik harus diubah untuk mengakomodasi perubahan tersebut (sering kali memakan biaya tinggi dan penurunan efisiensi).

3. Lamanya Waktu untuk Komitmen Masa Depan

Konsep komitmen menyatakan bahwa semakin besar pengaruh rencana saat ini terhadap komitmen masa depan, semakin panjang jangka waktu yang harus dibuat manajemen untuk membuat rencana. Konsep ini berarti bahwa rencana harus diperluas hingga mencapai komitmen yang dibuat saat ini.

Objektif : Landasan Perencanaan 

Objektif atau tujuan adalah hasil yang diinginkan untuk individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Mereka memberikan arahan bagi seluruh keputusan manajemen dan membentuk kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian aktual. Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis objektif sebagai landasan perencanaan.

1. Stated vs Real Objectives

Stated objectives adalah pernyataan resmi tentang apa yang dikatakan organisasi dan apa yang ingin diyakini oleh berbagai kalangan masyarakat yang merupakan tujuannya. Namun, Stated objectives sering kali bertentangan dan sangat dipengaruhi oleh apa yang masyarakat yakini harus dilakukan oleh organisasi. Sementara Real objectives adalah tujuan yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu organisasi, sebagaimana ditentukan oleh tindakan para anggotanya. 

2. Traditional Objective Setting

Sumber III: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber III: Management, Global Edition (15th Edition)

Tema sentral dalam penetapan tujuan tradisional adalah bahwa tujuan ditetapkan di tingkat atas dan kemudian dipecah menjadi sub-tujuan untuk setiap tingkat organisasi. Ini adalah proses satu arah. Pihak atas menerapkan standarnya pada semua orang di bawah. Perspektif tradisional ini berasumsi bahwa manajemen puncak mengetahui apa yang terbaik karena hanya mereka yang dapat melihat “gambaran besarnya”.

3. Management by Objectives

Management by Objectives (MBO) adalah suatu sistem di mana sasaran kinerja spesifik ditentukan bersama oleh bawahan dan atasan mereka, kemajuan menuju sasaran ditinjau secara berkala, dan penghargaan dialokasikan berdasarkan kemajuan tersebut. Daripada menggunakan tujuan untuk mengendalikan, MBO menggunakannya untuk memotivasi. MBO menjadikan tujuan operasional dengan merancang proses yang mengalir ke seluruh organisasi. Elemen umum dari MBO ada 4 macam, seperti yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber IV: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber IV: Management, Global Edition (15th Edition)

B. MANAJEMEN STRATEGI 

Manajemen strategis adalah perumusan dan implementasi inisiatif oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan sumber daya dan peluang lingkungan yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Tiap organisasi pasti memiliki strategi yang berupa rencana tentang bagaimana organisasi akan melakukan apa pun yang ingin dilakukan dalam bisnisnya, bagaimana organisasi tersebut akan bersaing dengan sukses, dan bagaimana organisasi tersebut akan menarik dan memuaskan pelanggannya untuk mencapai tujuannya. Salah satu istilah yang sering digunakan dalam manajemen strategis adalah model bisnis, yang secara sederhana berarti bagaimana suatu perusahaan akan menghasilkan uang. Ia berfokus pada dua hal: 

(1) apakah pelanggan akan menghargai apa yang disediakan perusahaan dan 

(2) apakah perusahaan dapat menghasilkan uang dengan melakukan hal tersebut.

Mengapa Manajemen Strategi Begitu Penting ?

Hal ini didasari tiga alasan. Hal yang paling signifikan adalah membuat perbedaan dalam seberapa baik kinerja suatu organisasi. Hal ini membantu menjelaskan mengapa beberapa bisnis berhasil dan yang lainnya gagal, bahkan ketika dihadapkan pada kondisi lingkungan yang sama. Alasan kedua adalah kenyataan bahwa para manajer di semua jenis dan ukuran organisasi menghadapi situasi yang terus berubah. Mereka mengatasi ketidakpastian ini dengan menggunakan proses manajemen strategis untuk memeriksa faktor-faktor yang relevan dan memutuskan tindakan apa yang harus diambil. Terakhir, manajemen strategis penting karena organisasi itu kompleks dan beragam. Setiap bagian perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi; manajemen strategis membantu melakukan hal ini.

Proses Manajemen Strategis 

Proses manajemen strategis adalah proses enam langkah yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi strategi. Proses ini dapat digambarkan dengan diagram berikut ini:

Sumber V: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber V: Management, Global Edition (15th Edition)

Langkah 1: Mengidentifikasi Misi, Sasaran, dan Strategi Organisasi Saat Ini

Mendefinisikan misi memaksa para manajer untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dalam bisnis. Apa yang harus disertakan dalam pernyataan misi? Gambar di bawah ini menjelaskan beberapa komponen tipikal.

Sumber VI: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber VI: Management, Global Edition (15th Edition)

Langkah 2: Melakukan Analisis Eksternal

Menganalisis lingkungan tersebut merupakan langkah penting dalam proses manajemen strategis. Dalam analisis eksternal, manajer harus memeriksa komponen ekonomi, demografi, politik/hukum, sosiokultural, teknologi, dan global untuk melihat tren dan perubahan. Setelah menganalisis lingkungan, manajer perlu menentukan peluang yang dapat dieksploitasi oleh organisasi dan ancaman yang harus dilawan atau dilawan. Peluang adalah tren positif dalam lingkungan eksternal; ancaman adalah tren negatif.

Langkah 3: Melakukan Analisis Internal

Analisis internal memberikan informasi penting tentang sumber daya dan kemampuan spesifik suatu organisasi. Sumber daya organisasi adalah asetnya (keuangan, fisik, manusia, dan tidak berwujud) yang digunakan untuk mengembangkan, memproduksi, dan mengirimkan produk ke pelanggannya. Di sisi lain, kapabilitas adalah keterampilan dan kemampuan dalam melakukan aktivitas kerja yang diperlukan dalam bisnisnya (bagaimana melakukan pekerjaannya). Kemampuan utama organisasi dalam menciptakan nilai dikenal sebagai kompetensi inti. Setelah menyelesaikan analisis internal, manajer harus mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Setiap aktivitas yang dilakukan organisasi dengan baik atau sumber daya unik apa pun yang dimilikinya disebut kekuatan. Kelemahan adalah aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik oleh organisasi atau sumber daya yang dibutuhkan namun tidak dimiliki.

Gabungan analisis eksternal dan internal disebut analisis SWOT, yaitu analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman organisasi. Setelah menyelesaikan analisis SWOT, manajer siap merumuskan strategi yang tepat, yaitu strategi yang :

(1) mengeksploitasi kekuatan dan peluang eksternal organisasi, 

(2) menyangga atau melindungi organisasi dari ancaman eksternal, atau 

(3) memperbaiki kelemahan kritis.

Langkah 4: Merumuskan Strategi

Ketika manajer merumuskan strategi, mereka perlu mempertimbangkan realitas lingkungan eksternal dan sumber daya serta kemampuan yang tersedia untuk merancang strategi yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya. Tiga jenis strategi utama yang akan dirumuskan manajer meliputi korporasi, kompetitif, dan fungsional.

Langkah 5: Menerapkan Strategi
Setelah strategi dirumuskan, maka strategi tersebut harus diimplementasikan. Tidak peduli seberapa efektif suatu organisasi merencanakan strateginya, kinerja akan menurun jika strategi tersebut tidak diterapkan dengan benar.

Langkah 6: Mengevaluasi Hasil

Langkah terakhir dalam proses manajemen strategis adalah mengevaluasi hasil. Seberapa efektifkah strategi tersebut dalam membantu organisasi mencapai tujuannya? Penyesuaian apa yang diperlukan?

Strategi perusahaan

Sumber VII: Management, Global Edition (15th Edition)
Sumber VII: Management, Global Edition (15th Edition)

Strategi korporat menentukan bisnis apa yang dijalankan atau ingin dijalani oleh suatu perusahaan dan apa yang ingin dilakukannya dengan bisnis tersebut. Hal ini didasarkan pada misi dan tujuan organisasi serta peran yang akan dimainkan oleh setiap unit bisnis organisasi.

3 Jenis Strategi Perusahaan

 1. Growth 

Strategi pertumbuhan adalah ketika suatu organisasi memperluas jumlah pasar yang dilayani atau produk yang ditawarkan, baik melalui bisnisnya saat ini atau melalui bisnis baru. Karena strategi pertumbuhannya, suatu organisasi dapat meningkatkan pendapatan, jumlah karyawan, atau pangsa pasar. Organisasi tumbuh dengan menggunakan konsentrasi, integrasi vertikal, integrasi horizontal, atau diversifikasi.

2. Stability

Strategi stabilitas adalah strategi korporat di mana suatu organisasi terus melakukan apa yang sedang dilakukannya. Contoh strategi ini mencakup terus melayani klien yang sama dengan menawarkan produk atau layanan yang sama, mempertahankan pangsa pasar, dan mempertahankan operasi bisnis organisasi saat ini. Organisasi ini tidak berkembang, namun juga tidak ketinggalan.

3. Renewal

Strategi pembaruan adalah strategi yang mengatasi penurunan kinerja. Dua jenis utama strategi pembaruan adalah strategi penghematan (retrenchment) dan turnaround. Strategi penghematan adalah strategi pembaruan jangka pendek yang digunakan untuk mengatasi masalah kinerja kecil. Ketika permasalahan organisasi menjadi lebih serius, diperlukan tindakan yang lebih drastis (strategi penyelesaian masalah). Namun, dalam strategi turnaround, langkah-langkah ini lebih luas dibandingkan dengan strategi penghematan.

Bagaimana Strategi Perusahaan Dikelola?

Matriks portofolio pertama, yakni matriks BCG merupakan matriks yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group dan memperkenalkan gagasan bahwa berbagai bisnis suatu organisasi dapat dievaluasi dan diplot menggunakan matriks 2x2 untuk mengidentifikasi mana yang menawarkan potensi tinggi dan mana yang menguras kinerja organisasi. sumber daya. Sumbu horizontal mewakili pangsa pasar (rendah atau tinggi), dan sumbu vertikal menunjukkan perkiraan pertumbuhan pasar (rendah atau tinggi).

Strategi Kompetitif

Strategi kompetitif adalah strategi akan bagaimana suatu organisasi akan bersaing dalam bisnisnya. Ketika sebuah organisasi berada dalam beberapa bisnis yang berbeda, bisnis tunggal yang independen dan memiliki strategi kompetitifnya sendiri disebut sebagai strategic business units (SBUs).

Peran Keunggulan Kompetitif

Mengembangkan strategi kompetitif yang efektif memerlukan pemahaman tentang keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah apa yang membedakan suatu organisasi, yaitu keunggulannya. Keunggulan khusus tersebut dapat berasal dari kompetensi inti organisasi dengan melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain atau melakukannya dengan lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh orang lain.

Mempertahankan Keunggulan Kompetitif

Menciptakan keunggulan kompetitif saja tidak cukup. Organisasi harus mampu mempertahankan keunggulan tersebut; yaitu, mempertahankan keunggulannya meskipun ada tindakan pesaing atau perubahan evolusioner dalam industri. Bagian penting dalam melakukan hal ini adalah analisis industri, yang dilakukan dengan menggunakan model lima kekuatan. 

1. Ancaman pendatang baru.
2. Ancaman pemain pengganti.
3. Daya tawar pembeli.
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok.
5. Persaingan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun