"Tapi kerena wartawan ini tidak terbiasa mengikuti 5W + 1H, tidak paham etika wartawan, ia mudah sekali menulis," ungkap pemimpin redaksi CNN Indoensia, Yusuf Arifin.
Kekhawatiran semacam ini pula yang melengkapi dunia jurnalisme saat ini, jika 5W dan 1H saja diabaikan, apa yang akan terjadi pada jurnalisme pada masa mendatang?
Dengan adanya masalah semacam ini, timbul-lah berbagai macam diskusi mengenai harapan jurnalisme di masa depan, khususnya di kalangan mahasiswa.
Salah satunya hadir dari diskusi teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa Himmah Universitas Islam Indonesia.
Melihat Jurnalisme di Masa Depan
Saat ini kalangan muda yang melek akan digital tidak tertarik lagi dengan berita yang dapat dibilang "basi."
Basi disini dalam rentang waktu 24 jam terakhir. Karena dalam rentang waktu itu perkembangan akan terjadi dengan sangat cepat.
Yang akhirnya dicari oleh audiens adalah sebuah analisis mendalam dengan berbagai perspektif dari rubrik opini, maupun ulasan dengan tokoh yang menarik.
Selain itu nilai berita perlu diperhatikan dalam berbagai aspek seperti cakupan berita dan karakteristik audiens yang menentukan berita yang akan dibaca.
Kedua aspek ini seringkali menjadi porsi penting yang membuat manusia tertarik akan suatu kejadian atau cerita tentang manusia atau individu lainnya.
Cakupan luas dan karakteristik audiens ini pun juga harus dibarengi dengan etika jurnalistik yang perlu diperhatikan agar nantinya tidak membuat masyarakat fokusnya terpecah ke arah lainnya.