Kebayang nggak, kalau seseorang menolak saran yang diberikan kepadanya, eh, apa yang dikhawatirkan malah terjadi. Ini yang sebenarnya cukup menyakitkan.
Alasan lain, orang memberi masukan adalah agar orang yang diberi saran bisa lebih berkembang, memperbaiki kekurangan, dan meningkatkan kinerja atau kualitas kehidupan mereka. Bayangkan orangtua yang memberikan nasihat kepada anaknya, atau guru kepada muridnya. Harapan mereka bisa menjadi lebih baik dan terhindar dari kesalahan yang sama
Bagaimana Cara Memberi Masukan?
Ada banyak cara memberikan masukan kepada orang lain. Pertama, tentu masukan diberikan dengan fokus pada fakta dan perilaku, Â bukan kepribadian seseorang. Maka. masukan sebaiknya disampaikan sesuai dengan hasil pengamatan nyata. Jangan sampai masukan yang diberikan bersifat umum, sekedar opini atau asumsi yang tidak berdasar lalu menyerang sifat pribadi.
Ada baiknya kita memakai bahasa yang jelas, tegas, dan bersifat konstruktif. Jangan memakai kata-kata yang menyakitkan atau ambigu agar pesan tersampaikan dengan baik.
Kadang perlu juga memberi masukan secara pribadi. Kadang, banyak orang suka merasa sensitif dan mudah tersinggung, ngambek dan menghentikan komunikasi. Maka , yang kita lakukan adalah hal sebaliknya, supaya penerima merasa lebih nyaman saat mendengarkan.
Ketika memberi masukan, mungkin perlu juga memberi contoh yang nyata, sehingga penerima mudah memahami dan bisa menjalankan masukan yang diberikan.
Menarik nih, saat memberikan solusi atau saran perbaikan, tidak sekadar menunjukkan kesalahan saja. Kita perlu juga memberika contoh atau usulan solusi. Hal ini penting agar penerima saran bisa memahami langkah nyata untuk melakukan perbaikan.
Dalam iman yang saya anut, ada ajaran tentang memberi saran. Kitab Suci menganjurkan untuk menegur orang lain empat mata. Jika tidak didengarkan, maka teguran berikut dilakukan di hadapat orang-orang terdekat.Â
Jika masih tidak didengarkan, maka teguran dilakukan dalam kelompok atau komunitasnya. Dan jika tetap tidak didengar, maka meeka layak dianggap sebagai orang yang tidak mengenal Tuhan.