Bagi banyak orang yang hidup dan bekerja di kota besar seperti saya, aktivitas hariannya sungguh dipenuhi oleh rutinitas yang sangat padat dan super sibuk.
Kesibukan itu membuat banyak warga kota memiliki waktu yang sangat terbatas untuk melakukan interaksi sosial. Selain itu, aktivitas lingkungan kota yang serba cepat membuat hubungan antarwarga jadi kurang hangat dan terkesan lebih formal.Â
Kalau berpapasan dengan tetangga cuma bilang, "Mari pak/mbak ..." atau cuma senyum-senyum aja. Tidak jarang orang juga hanya saling pandang saja, tanpa ada kata atau kalimat yang terucap. Jadinya seperti antara atasan dan bawahan, hahaha ... Senyum pun kadang nggak dibalas.Â
Teknologi komunikasi lewat gadget dan media sosial sebenarnya sudah memudahkan komunikasi antar orang, tetapi keduanya tidak jarang malah menggantikan pertemuan langsung. Akibatnya, orang justru sering merasa terasing karena kurangnya interaksi langsung.Â
Fitur chat pada media sosial menjadi andalan utama. Saya sering mendapat balasan chat dengan kata-kata singkat. Misalnya, "ttdj", maksudnya hati-hati di jalan. Atau "gws y" maksudnya "get well soon ya". Faktor kesibukan dan waktu sering menjadi alasan pokok.
Tentu saja, hal ini membuat relasi antar warga menjadi dangkal. Pada akhirnya, orang sampai pada satu titik yang kalau dipikir-pikir, sebenarnya cukup memprihatinkan, yaitu kesepian di tengah keramaian.
Saya menemukan data yang cukup mengejutkan yang membuat saya ingin mengulasnya. Hasil survei terbaru oleh Litbang Kompas pada Juni 2025 ditemukan sekitar 19,97% penduduk Indonesia merasa kesepian setidaknya seminggu sekali.Â
Yang lebih mengejutkan lagi adalah kota yang rentan dengan kondisi ini adalah Yogyakarta dan Jakarta. Kota  Kota Yogyakarta memiliki indeks kesepian tertinggi sebesar 74,94.Â
Disusul wilayah Jabodetabek, dimana 4 dari 10 orang warganya ternyata mengalami kesepian sedang sampai berat, terutama para perantau, warga usia muda, belum menikah, dan perempuan. Â
Di Jakarta Pusat, indeks kesepiannya adalah sekitar 65,6 poin, menjadikannya kota dengan tingkat kesepian tertinggi kedua setelah Yogyakarta.