Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tikar Meja Makan: Tempat Melanjutkan Tradisi dan Membangun Ikatan Keluarga

4 Agustus 2025   22:46 Diperbarui: 5 Agustus 2025   21:23 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bersama. (Sumber: https://www.bola.com/ragam/read/5634657/40-kata-kata-bijak-keindahan-makan-bersama)

Meja makan menyimpan banyak cerita. Meja makan versi saya bukanlah meja dalam pengertian sebenarnya, tetapi "meja makan" dalam arti simbolik dimana anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama.

Kehidupan ekonomi keluarga kami dahulu pas-pasan. Kami tidak memiliki meja makan. Tetapi, keluarga kami memang terbiasa makan bersama. Tempat kami makan bersama-sama adalah sebuah tikar pandan. 

Waktu yang paling sering kami gunakan untuk makan bersama adalah selepas magrib atau malam hari setelah bapak saya pulang bekerja. Sejak sore, mama dan adik perempuan saya biasanya sudah sibuk mempersiapkan makanan. Saya dan adik laki-laki saya bertugas menyiapkan ruangan dan tikar yang akan digunakan termasuk membersihkannya lebih dahulu.

Orangtua saya cukup straight atau tegas dalam hal penerapan makan bersama ini. Kami, tidak boleh makan malam lebih dahulu sebelum bapak pulang bekerja. Bapak memang selalu pulang selepas magrib agar bisa makan malam bersama keluarga.

Kalau ditanya apa saja cerita-cerita yang biasanya dijadikan topik bahasan ketika seluruh anggota keluarga berkumpul dan makan bersama? Jawabnya, ada banyak, baik itu menyenangkan ataupun tidak.

Pernah suatu ketika, kami berebut kepala ikan yang masih garing. Saya dan adik-adik saling klaim atas kepala ikan favorit kami. Ikan garing seperti itu biasa dihidangkan dengan sambal balado dan sayur daun singkong berkuah santan khas Medan. 

Baca juga: Akrofobia: Membebaskan Kesenangan yang Terjebak Rasa Takut di Ketinggian

Ada juga pengalaman lain ketika bapak saya terlambat pulang, dan kami harus menunggu dengan perut lapar sampai bapak tiba di rumah. Orangtua kami juga menerapkan aturan "meja makan" yang cukup ketat yaitu tidak boleh ada makanan yang tersisa di atas piring kecuali duri ikan. Orangtua kami akan sangat marah kalau kami menyisakan makanan saat makan. 

Selain itu, kami jarang menggunakan sendok saat makan. Mama saya mengatakan, makan dengan tangan membangun rasa hormat atas jerih payah para petani ketika menanam padi hingga tersedia di atas piring dalam rupa nasi.

Peran "Meja Makan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun