Sebagai pintu menuju kesimpulan perjalanan. Bukit adalah petitih semesta seorang raja.Â
Bagi seorang hamba lautan dan ladang sudah lebih cukup dari remah-remah di mejaÂ
tuan. Kita sama-sama bahasa perumpamaan dalam sebuah Mezbah yang tak pernah
luput menjatuhkan hujan bagi yang terkecil dan terbesar. Di antara bilangan yang
terbuang masing-masing kita seperti benih yang dihamburkan pada langit. Benih yang
baik tumbuh dalam diri seorang anak kecil. Sebagai pintu, bukit mengucapkan selamatÂ
datang kepada kandang domba dan kambing. Tak ada kiri atau kanan bagi gandum dan
ilalang di kebun musim. Pergilah. Serigala mengintaimu seperti pencuri dan malam hari.Â
Di jalan-jalan kau menemukan banyak tuaian di pasar-pasar, berilah dua peser yangÂ
pernah kau terima itu. Ingatlah, di bukit ini Aku memintamu beribadah kepada ingatan akhir zaman.
#Pavilium Ludovikus, 21 November 2017.