Mohon tunggu...
Kris da Somerpes
Kris da Somerpes Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

pendiri dan pengampu media sastra online: www.floressastra.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tidak Ada Buku 'Lebih Dekat dengan SBY: Peduli Pendidikan'

29 Januari 2011   12:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontroversi seputar beredarnya buku ‘Lebih Dekat Dengan SBY’ masih belum tuntas. Berbagai kalangan mendesak agar pemerintah segera menarik kembali 10 seri buku tersebut, lantaran tidak ada hubungannya dengan kurikulum dan materi pembelajaran di sekolah. Bahkan ada yang menilai beredarnya buku-buku tersebut sebagai bagian dari bentuk kampanye terselubung kubu SBY. Sekjen PKSAnis Matta misalnya, meminta peredaran buku presiden yang tersebar di beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tegal segera ditarik. Anis menduga penyebaran buku tersebut sebagai kampanye terselubung. "Ini bisa dianggap sebagai personal campaign," kata Anis Matta kepada INILAH.COM, Jakarta, Kamis (27/1/2011).

Sementara itu, seperti dilansir Kompas.Com, Jumad (28/1/2011) pihak Kementerian Pendidikan Nasional memastikan sepuluh buku seri SBY berjudul 'Lebih Dekat Dengan SBY' sudah lolos dari uji kelayakan dari tim ahli. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri pendidikan Nasional, Fasli Jalal saat konfrensi pers di Gedung Kementrian Pendidikan Nasional, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (28/1/2011).

Menurutnya buku SBY sudah memenuhi 4 syarat komponen kelayakan. Keempat komponen itu meliputi materi, penyajian, bahasa dan grafika. "Buku ini dinyatakan lolos seleksi karena nilainya atau skornya diatas 140 dengan kategori baik, kalau yang tak lolos seleksi nilainya kurang dari 100-122, buku dengan skor di atas 140 berhak menyandang predikat sangat bagus," ucapnya.

Berikut ini buku serial profil SBY terdiri dari 10 jilid:

1.Lebih Dekat dengan SBY: Jalan Panjang Menuju Istana.

2.Lebih Dekat dengan SBY: Merangkai Kata Menguntai Nada.

3.Lebih Dekat dengan SBY: Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil.

4.Lebih Dekat dengan SBY: Jendela Hati.

5.Lebih Dekat dengan SBY: Adil Tanpa Pandang Bulu.

6.Lebih Dekat dengan SBY: Peduli Kemiskinan.

7.Lebih Dekat dengan SBY: Diplomasi Damai.

8.Lebih Dekat dengan SBY: Menata Kembali Kehidupan Bangsa.

9.Lebih Dekat dengan SBY: Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan.

10.Lebih Dekat dengan SBY: Berbakti untuk Bumi.

Terlepas dari kontroversi tersebut di atas, sebenarnya yang menjadi pertanyaan sentral tulisan sederhana ini adalah mengapa tidak ada buku tentang SBY dan pendidikan, sebagai misal ‘Lebih Dekat dengan SBY: Peduli Pendidikan’. Sebab menurut hemat saya, 10 seri buku di atas tidak terlalu penting untuk disebarluaskan bahkan sampai harus sampai masuk sekolah dan menjadi bacaan wajib pelajar Indonesia.

Jika memang SBY peduli terhadap pendidikan yang mesti dan lebih mendesak dilakukan adalah membangun indfrastruktur, kapasitas dan kualitas guru, khususnya bagi guru dan sekolah-sekolah di pedasaan. Jika memang SBY peduli terhadap pendidikan yang mesti dan mendesak dilakukan adalah dengan mengontrol penggunaan dana-dana BOS khususnya untuk sekolah-sekolah di pedesaan. Jika memang SBY peduli terhadap pendidikan yang mesti dan mendesak dilakukan adalah menfasilitasi beasiswa bagi murid dan pelajar yang tidak mampu, khususnya di sekolah-sekolah pedesaan.

Jika memang SBY peduli terhadap pendidikan yang mesti dilakukan bukan bagi-bagi buku, apalagi buku yang tidak berkaitan langsung dengan kurikulum dan materi pembelajaran di sekolah. Tapi rupa-rupanya sulit memang, bayangkan, dari sepuluh seri buku ‘Lebih Dekat Dengan SBY’ tidak ada satu pun yang membahas tentang pendidikan, apalagi melakukan kegiatan yang berkaitan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara melalui pendidikan?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun