Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Business Model Canvas: Menjawab Kendala Perusahaan Start-up

18 Juni 2021   10:41 Diperbarui: 18 Juni 2021   10:52 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Business Model Canvas (sumber Freepik)

Business Model Canvas atau disingkat BMC adalah sebuah alat yang terdiri dari 9 elemen dalam satu halaman untuk membuat perencanaan bisnis. Model ini dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2010).

Menurut data dari Kementerian Perindustrian jumlah wirausaha di Indonesia saat ini sekitar 3% dari total populasi. Angka itu jauh dibandingkan negara lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index tahun 2018 mengenai wirausaha, Indonesia menempati peringkat 94. Di bawah Vietnam (87), Filipina (76), Thailand (71), Malaysia (58), Brunei Darussalam (53) dan Singapura (27).

Wirausaha memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Peran itu antara lain: menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto), meningkatkan taraf hidup dan mengurangi kemiskinan.

Kementerian Perindustrian menargetkan pada tahun 2030, Indonesia memiliki jumlah wirausaha sebesar 4%, sebuah angka yang realistis, namun harus dibarengi dengan kerja keras dari segenap elemen bangsa.

Pentingnya mencetak wirausaha baru telah disadari oleh beberapa perguruan tinggi dengan memasukkan mata kuliah entrepreneurship ke dalam kurikulum dan atau kegiatan kampus. Lulusan baru perguruan tinggi tidak harus sebagai pegawai, tetapi didorong menjadi wirausaha.

Salah satu kendala yang dihadapi para wirausaha rintisan atau start-up adalah keberanian untuk memulai bisnis. Terkadang jiwa pegawai masih melekat dalam dirinya.

Selain itu belum ada gambaran jelas langkah-langkah apa saja yang harus di lakukan. Apakah menentukan produk atau jasa terlebih dahulu, membuat sistem atau mencari tempat usaha?

Pengertian Business Model Canvas (BMC)

BMC merupakan strategi manajemen berupa pendekatan yang terdiri dari 9 elemen, yang digunakan dalam proses perencanaan sebelum bisnis.

Model perencanaan bisnis ini diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur tahun 2010. BMC akan membantu kegiatan bisnis  ke dalam kerangka sederhana berisi elemen-elemen yang mewakili proses bisnis.

Yves Pigneur dan Alexander Osterwalder dalam sebuah seminar (sumber Thestartupscene.me)
Yves Pigneur dan Alexander Osterwalder dalam sebuah seminar (sumber Thestartupscene.me)

BMC Penting untuk Start-up

BMC penting untuk pengusaha pemula yang baru merintis usaha. Dari 9 elemen yang ada akan menganalisis pada setiap elemen secara runtut. Setiap elemen akan menganalisis apakah ide bisnis layak untuk dipasarkan. Jadi ketika dalam satu elemen ide bisnis tidak dapat menerjemahkan dengan baik, bisa jadi ide bisnisnya kurang prospektif.

Tujuan BMC

BMC bertujuan untuk mempermudah organisasi dalam merancang bisnis. Kegiatan itu meliputi memasukkan poin-poin penting ke dalam elemen, menganalisis sumber daya organisasi, kolaborasi yang perlu dijalin dengan pihak luar, merencanakan pemasaran, pemasukan dan pengeluaran dana.

Ini 9 Elemen BMC

Pemilik bisnis dapat membuat tim untuk menyusun BMC, memberikan pengarahan mengenai visi dan misi perusahaan agar mereka mempunyai gambaran besar ide bisnis yang akan direncanakan.

Ini 9 elemen BMC (sumber Thestrategygroup.com)
Ini 9 elemen BMC (sumber Thestrategygroup.com)

1. Customer Segments

Elemen pertama yang harus di isi adalah segmentasi konsumen, produk atau layanan yang akan dijalankan menyasar pada segmen mana? Jika mau membuka rumah makan misalnya target mana yang akan diambil? Apakah para pegawai kantor, warga perumahan, mahasiswa atau buruh pabrik?

2. Value Proposition

Value Proposition atau rancangan nilai apa yang ada dalam produk atau layanan yang ditawarkan. Sebisa mungkin produk atau layanan memiliki nilai yang unik dibandingkan dengan pesaing yang sudah ada. Misalnya Yamaha meluncurkan sepeda motor matic 1.500 cc berbadan bongsor "NMAX" yang laris manis di pasaran.

3. Channels

Channels atau alat pemasaran yang akan digunakan harus dapat menyasar sesuai dengan customer segments yang dituju dan melakukan campaign nilai-nilai dari produk atau jasa. Media promosi dapat dilakukan melalui website, blog, media sosial, brosur, media elektronik, media cetak dan sebagainya.

4. Revenue Streams

Revenue Stream atau aliran pendapatan menjadi muara sebuah proses bisnis. Jangan sampai bisnis sudah berjalan namun pendapatan belum memadai. Perusahaan dapat membuat target pendapatan baik jangka pendek, menengah dan panjang.

5. Key Resource

Organisasi bisnis menyusun Key Resource atau sumber daya utama yang dimiliki perusahaan. Hal ini berkaitan dengan implementasi elemen ke dua yaitu value proposition. Mulai dari pemanfaatan aset, sumber daya manusia dan kegiatan operasional organisasi. Jika mempunyai aset tanah misalnya, apakah mau dibangun mini market, rumah makan atau usaha lainnya?

6. Customer Relationship

Hubungan dengan pelanggan atau Customer Relationship harus dijalin dengan baik oleh perusahaan. Jangan sampai perusahaan kehilangan pelanggan-pelanggan yang loyal. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan dapat dilakukan dengan cara membuat kartu member, mendirikan komunitas dan terus melakukan komunikasi melalui media yang ada.

7. Key Activities

Key Activities atau aktivitas utama yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas itu berfokus pada produk dan layanan. Value creation atau kreasi nilai menjadi penting. Selain itu perusahaan mesti melakukan komunikasi dengan pelanggan dan masyarakat.

8. Key Partnership

Elemen kemitraan utama akan mengorganisir key activities agar efektif dan efisien. Tidak ada salahnya untuk mencoba membangun kemitraan atau kolaborasi dengan perusahaan lain. Kemitraan Toyota dan Daihatsu yang menghasilkan mobil Rush-Terrios, Avanza-Xenia, Agya-Ayla menjadi contoh yang baik.

9. Cost Structure

Elemen terakhir yang tidak kalah penting dengan elemen lainnya adalah Cost Structure atau struktur biaya. Yang akan membiayai setiap proses bisnis. Bagian keuangan sebaiknya membuatnya skala prioritas pembiayaan dan merencanakan sumber pembiayaan apakah harus mengajukan pinjaman ke bank atau menerbitkan obligasi.

---

BMC menjadi jawaban para pengusaha yang akan meluncurkan produk baru dalam membuat rencana bisnis. Perusahaan tidak perlu menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya. Namun dengan adanya BMC perusahaan dengan mudah memasukkan poin-poin ke dalam 9 elemen, efektif dan efisien.

BMC dapat menjadi blue print perusahaan dalam membuat kebijakan, menetapkan tujuan dan sasaran, menyusun strategi dan implementasi hanya dalam satu kanvas. Kiranya BMC dapat sebagai alat untuk mendorong lahirnya pengusaha baru. Kita berharap target 4% pengusaha pada tahun 2030 dapat tercapai. (KB)

Rujukan: Jojonomic.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun