Selain itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong kreativitas dalam proses pembelajaran.
Sebagai guru, saya merasa lebih didorong untuk mencari pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi siswa. Ini menciptakan lingkungan kelas yang lebih dinamis dan membangkitkan semangat belajar siswa.
Sebagai seorang pendidik, melihat perkembangan positif yang dialami oleh siswa-siswa adalah hadiah terbesar bagi saya.
Saya telah melihat siswa-siswa yang sebelumnya kurang termotivasi menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam belajar. Mereka merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan memiliki rasa memiliki terhadap pendidikan mereka.
Baca juga: Melatih Literasi Digital dan Keterampilan 5C Memanfaatkan Tools Online Padlet
Jujur saja Covid-19 dan Kurikulum Merdeka membawa dampak nyata pada saya hasil dari "keterpaksaan" seperti:
1. Sedikit Paham Teknologi. Ya, pandemi memaksa saya untuk mencari cara supaya melek teknologi dan bisa melayani siswa dengan baik secara daring saat pandemi.
Berbagai cara saya lakukan untuk mencoba berbagai aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat itu. Dimulai dari Google Classroom, Zoom, Google Meet, Quizziz, Canva, YouTube, Padlet, dan sebagainya.
Akhirnya setelah 24 tahun mengajar, saya bisa punya channel YouTube walapun masih amatir. Baca: Tantangan Guru Menghadapi 7 Tren Pendidikan 2024
2. Akhirnya Belajar Mandiri. Selain webinar yang banyak bermunculan sejak pandemi, ada juga dukungan pemerintah melalui Bimtek Daring dengan berbagai topik di Program Guru Belajar.Â
Ini juga saya manfaatkan supaya tidak tertinggal dengan kebijakan pemerintah dan juga kebutuhan saya sebagai guru yang harus up-to-date. Saat ini bahkan ada Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang sangat fleksibel untuk bisa dimanfaatkan dengan baik oleh guru.