Mohon tunggu...
Engkos Koswara
Engkos Koswara Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah/ SMA Negeri Situraja

Semakin Berisi Semakin Merunduk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewariskan Cagar Budaya

8 Juni 2023   08:18 Diperbarui: 8 Juni 2023   08:29 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan begitu sekali lagi, pembelajaran sejarah akan lebih variatif, tidak monoton di dalam kelas saja tetapi memberikan kesan yang berbeda kepada para siswa yang tergabung di dalam eksul tersebut. 

Untuk pola kegiatannya sendiri, untuk awal-awal bisa dilakukan dengan cara ekskursi ke tempat-tempat bersejarah di lingkungan sekitar sekolah, lalu meningkat ke lingkungan kabupaten/kota dan apabila memungkinkan ke luar kota. Siswa atau anggota ekskul ini diajak untuk berpetualang, menjelajah, bahkan adventure secara menyenangkan.

Untuk konten materinya pun tidak akan jauh dengan konten sejarah lokal, tetapi tidak menutup kemungkinan ada juga tinggalan-tinggalan atau peristiwa di lingkungan sekitar sekolah tersebut yang masuk ke dalam kategori sejarah nasional. Tetapi pada umumnya pasti akan dihadapkan pada sejarah lokal di wilayah tersebut. Ini akan menjadi tantangan juga bagaimana fasilitator disini mengintegrasikan dan menghubungkan sejarah local dengan materi pembelajaran sejarah di persekolahan yang biasanya didominasi oleh sejarah nasional saja. 

Sebagai contoh apabila sedang membahas terjadinya revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, di Jawa Barat sebagai contohnya mengalami revolusi fisik seperti halnya di wilayah-wilayah lainnya. Seperti di Bandung, Karawang, Sumedang, dan lain-lain. Pastinya peristiwa sejarah akan revolusi fisik tersebut ada di daerah, di Sumedang terdapat pertempuran 11 april misalnya, dan di beberapa wilayah lainnya pun ada. Atau apabila kita mundur ke belakang dalam kaitanya dengan dunia pendidikan. 

Tentunya di setiap daerah bisa ditelusuri bukti-bukti peninggalan sekolah pada masa kolonial misalnya, baik itu HIS, MULO, HBS, dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya pada tahun 1914 didirikan juga sekolah MULO-HIS yang merupakan sambungan dari Sekolah Rendah Belanda (Agung dan Suparman, 2012, hlm. 25). Di Bandung sendiri terdapat peninggalan sekolah-sekolah zaman kolonial yang masih tersisa seperti bangunan SMPN 1 Bandung, SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung, dan lain sebagainya. Sehingga objek tujuan yang bisa didatangi oleh siswa begitu beraneka ragam. 

Memang kesulitan yang akan timbul apabila kita mau menekankan pengajaran sejarah lokal ialah bagaimana mengintegrasikan pengajaran sejarah lokal itu dalam kurikulum yang belaku sekarang (Widja, 1991, hlm. 122). Untuk itu diperlukan solusi supaya hal ini bisa teratasi salah satunya dengan kegiatan penjelajahan lingkungan. 

Disini sudah ada usaha memberi porsi yang lebih nyata dari kegiatan belajar siswa dengan aktivitas kesejarahan di luar kelas, diajak ke lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati langsung sumber-sumber sejarah serta mengumpulkan data sejarah. 

Aspek-aspek yang diamati kadang-kadang tidak semata-mata berupa sejarah dalam artian urutan peristiwa, tapi juga berbagai aspek kehidupan yang terkait seperti masalah geografi, sosial, ekonomi, folklore, pertanian, dan sebagainya. Selanjutnya bisa juga dikemas dalam bentuk studi kasus kesejarahan di lingkungan sekitar siswa. 

Dimana siswa diharapkan mampu menerapkan prosedur dalam penelitian sejarah, mulai dari pemilihan topik, membuat perencanaan kegiatan, membuat analisa, sampai pada penyusunan hasil studi. 

Dengan begitu diharapkan ada bukti nyata berupa tulisan siswa atau anggota dari ekskul kesejarahan ini dalam kegiatan yang ia lakukan tersebut. Hal ini semata-mata untuk lebih menggali sejarah dari lingkungan terdekat. Dengan semua tantangannya hal ini adalah suatu perjuangan yang membutuhkan kontribusi dari semua elemen yang ada. Sehingga belajar sejarah melalui peninggalan berupa cagar budaya akan lebih bermakna.

Sumber Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun