Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Manusia Kongruen

23 Agustus 2019   06:59 Diperbarui: 25 September 2019   22:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berusaha mencari padanan kata "congruent" dalam bahasa Indonesia. Dalam kamus bahasa Indonesia, Congruent diterjemahkan sebagai "sama dan sebangun" dan di-Indonesiakan sebagai "kongruen".

Topeng-topeng Kehidupan

Membahas fenomena menjadi manusia yang kongruen, adalah hal yang sangat menarik.  Pertanyaannya, apakah Anda telah menjadi manusia yang kongruen dalam hidup ini? 

Sadarkah Anda, hidup akan menjadi terasa sangat membebani dan berat saat Anda sebenarnya tidak kongruen atau tidak seimbang dalam berbagai segi kehidupan Anda?

Sadar atau tidak kita selalu menggunakan topeng dalam menjalankan kehidupan. Saat di hadapan anak, kita mengenakan topeng. Saat ngobrol dengan suami atau istri kadang kita juga mengenakan topeng tertentu. Apalagi saat kita menghadapi orang lain di luar, di kantor, di meeting bisnis, kita mengenakan topeng tertentu.

Tak heran jika banyak pasangan yang kebingungan, mengapa saat di luar, pasangannya menjadi seorang pribadi yang hangat dan ramah sedangkan di rumah pasangannya hanya diam, dan lebih banya membaca koran. Hal ini terjadi karena si suami mengenakan topeng yang berbeda pada berbagai kesempatan yang berbeda.

Padahal, semakin banyak "topeng" yang ada kenakan dalam berbagai peristiwa membuat hidup kita semakin lelah dan menjadikan kita sebagai manusia yang tidak seutuhnya. Mengapa? Karena apa yang kita jalankan adalah "memainkan peran". 

Kita memainkan peran tertentu di momen-momen yang berbeda. Sehingga pada akhir hari, kita akan merasa lebih lelah secara batin karena berbagai peran tersebut.

Parahnya, peran tersebut akan membuat kita semakin bingung dan bertanya-tanya kepada diri, siapakah sebenarnya diri saya yang sejati? Dan ketika kita mencari kebahagiaan, kita akan semakin bingung karena jati diri kita sendiri memiliki banyak versi dan kita tidak jelas mana sesungguhnya yang merupakan diri kita yang sejati.

Berani Menjadi Kongruen

Bagi saya, menjadi manusia yang kongruen adalah pilihan yang tepat dan bijaksana. Tapi, apakah itu kongruen? Kongruen memiliki makna "sama" dan "sebangun". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun